A. PERUBAHAN SOSIAL DI BIDANG PERTANIAN
1. Masyarakat Menyukai Produk Pertanian Dari Swalayan
Masyarakat lebih suka produk pertanian dari swalayan. Mereka menganggap
bahwa kualitas produk dari swalayan itu lebih baik. Walaupun kondisinya sudah
tidak segar lagi dan harganya lebih mahal. Sehingga produk hasil petani lokal
kurang laku di pasar.
2. Masyarakat Lebih Suka Produk Pertanian Impor
Seperti biasa, masyarakat memang lebih suka produk impor karena dianggap
kualitasnya lebih bagus dan harganya lebih murah. Walaupun produk pertanian
impor entah diapakan terlebih dahulu supaya bisa bertahan lama. Sekali lagi,
petani lokal dirugikan.
3. Petani Gemar Menjual Lahan Pertaniannya
Karena produk pertaniannya kurang laku ditambah dengan harga pupuk serta
resiko gagal panen yang tinggi membuat petani terpaksa menjual lahan
pertaniannya.
4. Banyak Petani Beralih Profesi
Banyak petani yang lebih memilih beralih profesi menjadi tenaga kerja di
suatu industri. Walaupun penghasilan yang didapat tidak seberapa. Namun
hasilnya lebih pasti dibandingkan saat menjadi petani.
5. Petani Pintar Bermunculan
Petani yang berasal dari lulusan fakultas pertanian pun bermunculan. Petani
ini lebih pintar tentang cara pengolahan sampai pendistribusiannya. Hasilnya,
produk pertanian di negeri ini kualitasnya tidak kalah dengan produk pertanian
dari luar negeri atau impor
B. PERUBAHAN SOSIAL DI BIDANG EKONOMI
1. Gaya Hidup Konsumtif
Gaya hidup konsumtif adalah fenomena yang terjadi di jaman sekarang.
Penyebab utamanya adalah rasa gengsi di masyarakat dan keinginan akan mengikuti
sebuah trend. Salah satu contohnya yang fenomenal adalah fenomena mengganti
smartphone baru dan makan-makanan yang mewah. Itu disebabkan karena mereka
merasa gengsi dan tergiur dengan diskon yang tidak biasa terjadi. Akibatnya,
kemiskinan semakin merajalela akibat sifat boros ini.
2. Menyukai Produk Luar Negeri
Sejak bangsa kita dijajah, kita mulai ‘dihipnotis’ oleh mereka supaya kita
menganggap bahwa produknya lebih baik daripada produk dalam negeri. Hal ini
membuat kita selalu memilih produk luar negeri ketimbang produk dalam negeri.
Apalagi dengan masuknya budaya asing dengan mudah ke Indonesia, kecintaan
masyarakat akan produk luar negeri semakin meningkat.
3. Korupsi
Sifat manusia yang tidak pernah puas dan cenderung lebih memikirkan dirinya
sendiri menghasilkan budaya korupsi. Budaya ini tentu saja sangat merugikan
negara. Seharusnya uang tersebut digunakan untuk membangun sarana yang baik
untuk rakyat, malah digunakan untuk memenuhi rasa kerakusan para pejabat.
4. Berutang
Kebiasaan berutang dan mencicil sudah mulai tumbuh sejak ada gaya hidup
boros. Mereka menjadi suka berutang untuk membeli kebutuhan pokok. Sementara
untuk memenuhi keinginannya (bukan kebutuhan) yang mahal, mereka mencicilnya.
5. Kesadaran Menabung Meningkat
Kesadaran untuk menabung semakin meningkat. Hal ini mungkin dikarenakan
bunga deposito yang semakin tinggi dan berbagai penawaran menarik dari bank.
Selain itu, kesadaran untuk berasuransi juga meningkat.
C. PERUBAHAN SOSIAL DI BIDANG INDUSTRI
1.
Urbanisasi
Karena industri dikatakan sebagai
sebuah kemajuan dan itu berada di daerah perkotaan. Maka banyak masyarakat desa
berbondong-bondong ke kota untuk mencari kehidupan yang ‘katanya’ lebih layak.
Meskipun tidak semuanya beruntung karena tidak semua industri memerlukan banyak
tenaga kerja.
2.
Persaingan Pendidikan
Karena industri memerlukan tenaga
kerja yang sedikit. Persaingan untuk merebut pekerjaan menjadi meningkat.
Mereka berupaya untuk mengejar pendidikan setinggi mungkin untuk dapat bekerja
di tempat yang mereka idamkan.
3.
Ketimpangan Antara Desa dan Kota
Karena urbanisasi, banyak warga desa
yang meninggalkan pekerjaannya sebelumnya yaitu bertani. Itu membuat adanya
ketimpangan antara agrikultural dengan industri.
4.
Gaya Hidup
Gaya hidup yang berkembang akibat
industri berkembang adalah gaya hidup praktis. Semuanya ingin supaya serpa
praktis dan cepat. Sehingga banyak orang menjadi malas dalam melakukan sesuatu.
5.
Kemajuan di Berbagai Bidang
Industri yang berkembang membuat
kemajuan di berbagai bidang. Termasuk bidang tekstil, pertambangan, ilmu kimia,
pangan, perumahan, transportasi, dll.
6.
Kesejahteraan Tenaga Kerja Kurang
Revolusi industri membuat sesama
industri menjadi semakin bersaing ketat. Hal ini menuntut industri untuk
menghasilkan barang sebanyak-banyaknya dengan biaya yang serendah mungkin. Hal
ini berimbas terhadap para tenaga kerja. Upah menjadi lebih rendah dan jam
kerja menjadi diperpanjang. Para tenaga kerja tidak dapat lari dari industri
itu karena mereka akan kesulitan mencari pekerjaan lain mengingat persaingan
untuk mendapatkan pekerjaan sangatlah ketat. Selain itu, wanita dan anak-anak
juga dipekerjakan. Tentu saja ini berdampak pada kesejahteraan tenaga kerja.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar