Sabtu, 30 Agustus 2014

GEOGRAFI XI BAB 1 (PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA )


geografi xi (semester 1)
bab 1
persebaran flora dan fauna di permukaan bumi
1.      Pengertian Biosfer
secara efistimologis biosfer berasal dari 2 kata yaitu Bio: hidup , dan sphere : lapisan. sedangkan menurut harfiah nya biosfer adalah lapisan hidup atau lapisan tempat tinggal makhluk hidup.
Biosfer merupakan objek material geografi yang keragamannya banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor geografi, baik faktor fisik maupun nonfisik. Kita harus bisa menjaga dan melestarikan keragaman yang ada dalam biosfer dengan cara memahami dan menganalisis fenomena-fenomena yang ada dalam biosfer.
Ada faktor – faktor yang mempengaruhi persebaran Makhluk Hidup, yaitu :
1)      Perbedaan Iklim : suhu, Cuaca, kelembapan dan angin
2)      Tanah : Humus tanah, ukuran butir tanah, tingkat kegemburan /kesuburan.
2.      Persebaran Komunitas tumbuhan di Dunia
A.    Persebaran Flora di Permukaan Bumi
1)      Bioma Tundra
Bioma tundra mempunyai karakteristik iklim regional yang sangat ekstrim dengan suhu rata-rata rendah, bersalju, dan mempunyai musim panas yang pendek. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah lumut yang membentuk suatu hamparan yang luas atau sering disebut sebagai ”hamparan bantalan”. Jenis - jenis lumut tersebut yaitu dark red, rumput kipas, dan lain-lain. Tersebar di kutub utara dan di Pegunungan Alpine.
2)       Bioma Taiga atau Hutan Boreal
Bioma taiga terletak di kawasan beriklim subartik dengan iklim yang sangat dingin dan musim panas yang sangat pendek. Kisaran temperatur antara suhu rendah dan suhu tinggi sangat besar. Tersebar di Skandinavia, Rusia Timur, Amerika Utara, dan beberapa di kawasan Asia Utara.
3)      Bioma Hutan Iklim Sedang
Ciri khas dari bioma hutan iklim sedang adalah warna daun yang berwarna oranye keemasan. Hal ini disebabkan karena pendeknya hari sehingga merangsang tanaman menarik klorofil dari daun sehingga diisi pigment lain. Jenis vegetasi yang tumbuh adalah quercus (oak), acer (maple), castanea dan lain-lain. Tersebar di Eropa Barat, Eropa Tengah, Asia Timur (Korea dan Jepang) dan Timur Laut Amerika. Vegetasi jenis ini hanya dapat ditemui di Benua Eropa serta Asia Timur, karena vegetasi ini hidup pada kawasan subtropis dengan iklim semi selama enam bulan serta mengalami musim gugur saat musim kering sampai musim dingin.
4)      Bioma Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan merupakan bioma paling kompleks, jumlah dan jenis vegetasinya sangat banyak dan bervariasi, keadaan itu disebabkan oleh iklim mikro yang sangat sesuai bagi kehidupan berbagai jenis tumbuhan. Iklim hutan hujan tropis dicirikan dengan musim hujan yang panjang, suhu udara, dan kelembapan udara tinggi. Terdapat beberapa lapisan vegetasi dalam hutan hujan, yaitu sebagai berikut.
a.        Lapisan vegetasi yang tingginya mencapai 35-42 m, dan daunnya merupakan ”kanopi” (payung) bagi vegetasi dibawahnya.
b.      Lapisan tertutup kanopi dengan ketinggian vegetasi berkisar 20-35 m, pada lapisan ini sinar matahari masih bisa menembus.
c.       Lapisan tertutup kanopi berkisar 4–20 m, merupaka daerah kelembapan udara relatif konstan.
d.      Lapisan vegetasi dengan ketinggian berkisar 1-4 m.
e.       Lapisan vegetasi dengan ketinggian antara 0-1 m, berupa anakan pohon serta semak belukar. Jenis vegetasi yang tumbuh dalam hutan hujan tropis diantaranya Dipterocarpaceae, Pometia spp, Arecaceae (palem), Mangifera spp, dan Rafflesia spp. Terdapat juga jenis vegetasi yang khas yaitu epifit (angrek-anggrekan) dan liana (tumbuhan merambat contohnya adalah rotan). Bioma hutan hujan tropis tersebar di daerah antara 10º LU dan 10º LS, termasuk di dalamnya Hutan Amazon (Amerika Tengah), Afrika Barat, Madagaskar Timur, Asia Selatan (Indonesia dan Malaysia), dan Australia.
5)       Bioma Savana (Padang Rumput)
Bioma savana beriklim asosiasi antara iklim tropis basah dan iklim kering yang terbentang dari kawasan tropika sampai subtropik. Daerah tropika sampai subtropika dengan curah hujan yang tidak teratur menyebabkan tanah di daerah tersebut mempunyai tingkat kesuburan sangat rendah. Vegetasi yang tumbuh adalah rumput-rumputan, seperti gramineae jenis rumput yang hidup sepanjang tahun dengan ketinggian rumput mencapai 2,5 m lebih. Selain gramineae tedapat juga palm savanna, pine savanna dan acacia savanna. Bioma ini tersebar di Afrika Timur, Amerika Tengah, Australia, dan Asia Timur tedapat juga palm savanna, pine savanna dan acacia savanna. Bioma ini tersebar di Afrika Timur, Amerika Tengah, Australia, dan Asia Timur.
6)      Bioma Gurun
Tanaman kaktus merupakan tanaman yang memiliki cirri khas berbeda dengan tanaman lain. Tanaman ini mempunyai banyak duri dan terlapisi oleh lapisan lilin yang tebal. Lapisan lilin dan duri merupakan bentuk adapatasi kaktus untuk mengurangi penguapan. Bentuk adaptasi kaktus yang lain adalah kemampuannya dalam berbunga dan berbiji yang sangat cepat yaitu segera setelah turun hujan, hal tersebut adalah bentuk adaptasinya untuk regenerasi. Bioma gurun dicirikan dengan kondisi iklim musim kering yang sangat ekstrim dengan suhu udara yang tinggi. Bioma gurun ini tersebar di Amerika Utara yang disebut praire, di Asia disebut steppa, Amerika Selatan disebut pampas, dan Afrika Selatan disebut veld.
Sesuai dengan kondisi alamnya, maka tidak semua jenis vegetasi bisa tumbuh di gurun. Jenis vegetasi yang bisa bertahan hidup di daerah gurun antara lain adalah kaktus, liliaceae, aloe, kaktus saguora, dan cholla.
7)      Bioma padang Rumput
a.       Praire : Musim panas dan musim dingin berimbang
b.      Stepa : terdapat di daerah yang curah hujannya tinggi , rumputnya pendek – pendek , dikelilingi semak belukar.
c.       Sabana : kelembapannya rendah , rumputnay tinggi diselilngi pohon besar . Sabana dibagi menjadi 4 yaitu :
1)      Sabana Tropik : tumbuhan sejenis semak – semak , mudah tumbuh di musim hujan.
2)      HUtan sabana :tumbuh denagn system menjalar ditanah.
3)      Sabana : Rumput tinggin diselingi pohon besar.
4)      Semi Arid : Jarang hujan , dan tahan panas.
8)      Bioma Tundra
Tundra adalah tumbuhan yang tumbuh di daerah KUtub Utara . daerahnya sangat gelap, tidak aka nada pohon besar dan terdapat lumut kerak.
B.     Persebaran Fauna di Permukaan Bumi
pembagian fauna di dunia yang dibuat oleh Alfred Russel Wallace. Alfred Russel Wallace adalah tokoh yang sangat terkenal dalam membahas persebaran flora dan fauna dunia sehingga sering disebut sebagai bapak biogeografi dunia. Alfred Russel Wallece pada tahun 1876 membagi persebaran fauna di dunia dalam beberapa provinsi yaitu sebagai berikut.
1)      Provinsi Zoogeografi Paleartic
 Provinsi ini meliputi di Siberia, Afrika Utara, dan beberapa kawasan di Asia Timur. Fauna yang hidup di antaranya harimau siberia, beruang kutub, beaver, dan rusa.
2)      Provinsi Zoogeografi Neartic
Provinsi ini meliputi sebagian besar Amerika Utara dan Greenland (kutub utara sampai dengan subtropis). Fauna yang hidup di antaranya antelope, rusa, dan beruang.
3)      Provinsi Zoogeografi Neotropical
Provinsi ini meliputi Amerika Selatan, Amerika Tengah, dan Mexico. Fauna yang hidup di antaranya primata, kelelawar, rodent, trenggiling, dan kukang.
4)      Provinsi Zoogeografi Ethiopian
 Provinsi ini meliputi Afrika dan Madagaskar. Fauna yang hidup di kawasan ini di antaranya gajah afrika, gorila gunung, jerapah, dan lain-lain.
5)      Provinsi Zoogeografi Oriental
Provinsi ini meliputi India, Cina, Asia Selatan dan Asia Tenggara. Fauna yang hidup dalam kawasan ini di antaranya harimau sumatra, tapir malaysia, gajah india, kerbau air, badak, dan lain-lain.
6)      Provinsi Zoogeografi Australia
Provinsi ini meliputi Australia, Tasmania, dan sebagian Indonesia bagian timur. Fauna yang hidup di antaranya kanguru, plathypus, kuskus, wombat, dan lain-lain.
7)      Provinsi Zoogeografi Oceanic
Tersebar di seluruh samudra di dunia, berupa beberapa jenis ikan dan fauna laut jenis mamalia, seperti anjing laut, lumbalumba, dan ikan paus.
8)      Provinsi Antartik
Provinsi ini mencakup kawasan di kutub Selatan, jenis fauna yang hidup di daerah ini memiliki bulu lebat untuk menahan dingin serta memiliki lapisan lemak yang tebal pula. Fauna daerah ini di antaranya rusa kutub, burung penguin, anjing laut, kelinci kutub, dan beruang kutub.
C.     PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Tahukah Anda bahwa Indonesia dikenal dengan julukan
Megadiversity Country? Julukan tersebut tidaklah berlebihan karena memang Indonesia memiliki keanekaragaman hayati yang sangat tinggi dan bervariasi. Indonesia tercatat dalam peringkat lima besar dunia sebagai Negara yang memiliki keanekaragaman flora tertinggi, di mana mencapai kurang lebih 38.000 spesies (55% endemik), urutan pertama dalam kekayaan jenis Palem (477% spesies dan 47% endemik) serta 400 spesies lebih Dipterocarpaceae yang merupakan jenis pohon yang bernilai ekonomis.
Tidak hanya flora yang memiliki keanekaragaman sangat tinggi namun fauna Indonesia juga sangat beragam dan bervariasi. Indonesia menempati urutan pertama untuk mamalia (436 spesies, 51% endemik) dan kupu-kupu (121 spesies, 44% endemik), keempat untuk reptil (512 spesies, 29% endemik), kelima untuk burung (1.519 spesies, 28% endemik), serta keenam untuk amphibi (270 spesies, 37% endemik)
Alfred R.Wallace pada abad ke-19 mengadakan penelitian tentang kekayaan keanekaragaman hayati di Indonesia. Selanjutnya menetapkan Sulawesi dan Kepulauan NTT sebagai wilayah khusus (wallace region) yang dibatasi oleh garis maya yaitu Garis Wallace. Garis ini memisahkan Sulawesi dan Kepulauan NTT dengan Jawa, Sumatra dan Kalimantan (pulau-pulau Paparan Sunda) serta Garis Weber yang memisahkan Sulawesi dan Kepualauan NTT dengan Papua dan Maluku (Paparan Sahul).
a.      Persebaran Flora di Indonesia
Indonesia merupakan suatu negara yang luas dan kaya akankekayaan alam yang dapat dikelompokkan dalam beberapa klasifikasi. Secara geografi kita akan mengelompokkannya secara keruangan yaitu dalam beberapa ekosistem. Kekayaan flora Indonesia terbagi dalam beberapa ekosistem, yaitu sebagai berikut.
a)      Hutan Pegunungan
Hutan pegunungan ini luasnya mencapai 65% dari seluruh hutan yang ada di Indonesia. Vegetasi didominasi oleh jenis Dipterocarpaceae seperti meranti merah, keruing, nyatoh dan lain-lain. Tersebar di Sumatra, Sulawesi, Kalimantan, dan Papua. Coba kenali vegetasi yang ada di provinsi tempat tinggal Anda!
b)      Hutan Sub-Montana dan Montana
Hutan ini terdapat pada ketinggian antara 1300-2500 m, vegetasi yang tumbuh jenis Lauraceae dan Fagaceae, sedangkan suku Dipterocarpaceae sedikit dijumpai
c)       Hutan Savana
Hutan savana terdapat di Papua, Nusa Tenggara Timur, serta sedikit dijumpai di Maluku. Di Papua vegetasi hutan savana merupakan asosiasi antara padang rumput dan Ecalyptusspp, di Maluku merupakan asosiasi antara padang rumput dan Malauleca serta di Nusa Tenggara Timur asosiasi antara padang rumput dengan Ecalyptus alba, serta tersebar tidak merata pohon lontar (sejenis palem-paleman).
d)      Hutan Rawa
Hutan rawa ialah hutan yang selalu tergenang oleh air tawar baik musiman ataupun sepanjang tahun. Hutan rawa banyak tersebar di sepanjang pantai timur Sumatra, pantai- pantai di Kalimantan, Papua, dan beberapa di Jawa. Vegetasi yang tumbuh pada hutan ini di antaranya jelutung, binuang, rengas, nibung, rotan, pandan, dan palem-paleman.


e)       Hutan Gambut
Hutan gambut terbentuk dari sisa-sisa hewan dan tumbuhan di masa lampau yang berjalan terus-menerus sehingga terbentuk suatu lapisan tanah. Dilihat dari proses pembentukan tanah di hutan gambut tersebut menunjukkan bahwa hutan ini memiliki kandungan bahan organik yang cukup tinggi. Vegetasi yang tumbuh adalah jenis ramin (Gonystilus bancanus) serta beberapa terdapat meranti rawa dan jenis dari Agathis. Terjadinya hutan gambut mengingatkan kita pada bagaimana batubara terbentuk. Banyaknya kandungan bahan organic pada hutan gambut membuat orang-orang banyak melakukan eksploitasi terhadap batubara yang terbentuk pada hutan gambut.
f)       Hutan Pasang Surut
Hutan ini berada di kawasan terjadinya pasang surut pantai, hutan ini juga sering disebut sebagai hutan mangrove. Ciri khas dari hutan ini adalah sistem perakaran tumbuhan bakau yang menonjol disebut sebagai akar nafas (pneumatofor) yang merupakan bentuk adaptasi tumbuhan untuk mendapatkan oksigen karena tanah pada hutan ini miskin oksigen bahkan anaerob. Vegetasi yang tumbuh adalah rhizopora, avecinia, sonneratia, bruguinera, dan ceriop. Tersebar di Sumatra, Kalimantan, Maluku, Bali, Jawa, dan Papua
Persebaran flora di Indonesia selain menurut ekosistem tersebut, Wallace juga membaginya dalam 3 bagian yang dipisahkan oleh Garis Wallace (di sebelah barat Sulawesi dan NTT) dan Garis Weber (di sebelah timur Sulawesi dan NTT) sebagai berikut.
1)      Bagian barat meliputi Sumatra, Jawa, dan Kalimantan.
Bagian ini kaya akan berbagai spesies flora, seperti Dipterocarpaceae diperkirakan terdapat 267 spesies. Macammacam flora yang lain di antaranya : Rafflesia spp, berbagai jenis anggrek, berbagai jenis tanaman obat, dan lain-lain.
2)      Bagian peralihan meliputi Sulawesi dan Nusa Tenggara,
jenis flora yang ada, di antaranya Dipterocarpaceae (jenisnya lebih sedikit dibanding Sumatra dan Kalimantan).Terdapat anggrek yang unik dan khas yaitu ”anggrek hitam” , warna hitam terdapat pada putiknya, sedangkan mahkota bunga sebenarnya berwarna hijau muda. Selain flora di atas terdapat juga kayu cendana, kayu kemiri, kayu hitam, dll.
3)      Bagian timur meliputi Maluku dan Papua,
jenis flora yang ada di antaranya flora mangrove dengan asosiasi cemara laut, butun, dan ketapang.
b.      Persebaran Fauna di Indonesia
a. Bagian Barat
Bagian barat ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Asiatis yang meliputi Sumatra, Jawa, Kalimantan, dan Bali. Fauna yang hidup di kawasan ini adalah harimau Sumatra, macan tutul, banteng, ular kobra, badak bercula satu, burung elang jawa, dan burung rangkong.
b. Bagian Peralihan
Bagian ini adalah kawasan unik dan khas yang disebut juga sebagai Wallace region. Kekhasan fauna di kawasan ini ialah terdapatnya fauna yang mempunyai kemiripan dengan fauna kawasan asiatis (tapir dan monyet) tapi juga mirip dengan fauna yang ada di kawasan Australia (kakatua dan musang).Fauna di bagian peralihan antara lain anoa, tarsius, burung maleo, burung alo, babirusa, musang sulawesi, kuskus, dan burung jalak sulawesi.
c. Bagian Timur
Bagian ini termasuk dalam provinsi zoogeografi Australian, yang meliputi Maluku dan Papua. Fauna yang hidup di antaranya kuskus, kanguru, burung cendrawasih, buaya irian, penyu sisik, dan monyet ekor panjang.
c.       Biota Laut Indonesia
Indonesia diperkirakan mempunyai lebih dari 350 jenis karang yang tersebar di beberapa Taman Nasional. Karang yang terdapat di Indonesia umumnya berbentuk cabang, keras (massive), meja, lembaran, daun, jamur, pipa, merayap mengikuti substrat dan lain-lain. Jenis-jenis ikan yang ada di Indonesia antara lain abudefduf leucogaster, amphiprion tricinctus, chaetodon speculum, chelmon rostratus, cheilinus undulatus, kerapu (Epinephelus sp.), cakalang Katsuwonus spp.), baronang (Siganus sp.), kuda gusum (Hippocampus kuda), oci putih (Seriola rivoliana), lolosi ekor kuning (Lutjanus kasmira), bendera (Platax pinnatus), dan sadar (Siganus lineatus).
d.      Kerusakan Flora dan Fauna Indonesia
·        Kebakaran Hutan
                        Indonesia dalam 20 tahun terakhir tercatat mengalami kebakaran hutan besar dua kali, pada tahun 1982-1983 dan tahun 1997/1998. Faktor utama penyebab kebakaran hutan adalah kurangnya kesadaran masyarakat dengan seringnya melakukan pembukaan lahan secara besar-besaran dengan sistem tebang bakar (flash and burn), serta diperparah adanya bencana el nino yang melanda dunia pada tahun 1997/1998.Tahun 1998 tercatat 520.000 ha hutan yang tersebar di Sumatra, Kalimantan, dan Maluku habis terbakar, sedangkan sebelumnya pada tahun 1997 kebakaran hutan mencapai 263.992 ha. Kebakaran hutan di Indonesia sudah menjadikan permasalahan tingkat dunia terutama kawasan Asia Tenggara. Polusi udara yang ditimbulkan telah menimbulkan masalah pencemaran udara lintas batas (transboundary pollution), akibatnya Indonesia seringkali mendapatkan claim/gugatan dari negara-negara tetangga seperti Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam.
           Banyak sekali kerugian yang dialami oleh manusia dengan adanya kebakaran hutan.  Kasus tentang lahan gambut tersebut hanya merupakan salah satu contoh saja. Dampak negative kebakaran hutan secara umum antara lain sebagai berikut.
                      1) Penurunan keanekaragaman hayati dan musnahnya satwa liar.
                      2) Menghilangnya fungsi hutan sebagai sumber daya ekonomi.
                       3) Terganggunya siklus hidrologi.
                       4) Terjadi perubahan siklus unsur hara.

·        Illegal logging
                                                                                                                                                                                                      Penebangan kayu secara ilegal (liar) mengancam terjadinya degradasi sumber daya kehutanan. Penebangan liar secara otomatis telah mengubah fungsi lahan kehutanan menjadi lahan terbuka. Apabila kawasan yang telah terbuka tidak segera diatasi, maka yang terjadi adalah ancaman erosi dan banjir. Illegal logging juga mengancam kepunahan berbagai tumbuhan kayu yang bernilai ekonomis terutama jenis-jenis dipterocarpaceae. Keadaan ini telah terjadi di hutan di Kalimantan, di mana jenis meranti merah sebagai tanaman endemi Kalimantan telah jarang didapati keberadaannya.
·         Kerusakan Terumbu Karang
             Indonesia sebagai negara yang berbentuk kepulauan, mempunyai banyak kekayaan laut. Kekayaan laut tersebut antara lain adalah terumbu karang, ikan, dan rumput laut. Kekayaan tersebut bisa mendatangkan banyak keuntungan, namun sangat tergantung bagaimana kita mengeksploitasinya. Terumbu karang adalah sekumpulan hewan karang yang bersimbiosis dengan sejenis tumbuhan algae yang disebut Zooxanthellae. Zooxanthellae ini melakukan fotosintesis sehingga menghasilkan oksigen yang berguna bagi kehidupan hewan karang. Terumbu karang dibentuk oleh hewan karang (polyp) yang menghasilkan zat kapur. Melalui proses yang panjang terumbu karang ini terbentuk, polyp membuat koloni-koloni yang baru sehingga terbentuk suatu ekosistem terumbu karang. Luas terumbu karang di Indonesia dengan metode proyeksi pada tahun 2002 sekitar 50.020 km2, namun hasil terbaru dari citra satelit menunjukkan bahwa luas terumbu karang Indonesia adalah 21.000 km2. Terumbu karang Indonesia merupakan terumbu karang terkaya di dunia dengan lebih dari 480 spesies atau mencakup 60% dari spesies koral yang telah diidentifikasi di dunia. Terumbu karang Indonesia tersebar di perairan Sulawesi, Maluku, Bali, Jawa, Papua, dan lain-lain. Pernahkah Anda mendengar tentang Bunaken? Bunaken sangat terkenal dengan keindahan terumbu karangnya. Bunaken merupakan salah satu kekayaan alam yang kita punya. Kekayaan alam tersebut dieksploitasi untuk kegiatan pariwisata. Bagaimana dengan daerah Anda apakah mempunyai kekayaan alam laut yang bisa dimanfaatkan dan dikembangkan? Kerusakan terumbu karang di Indonesia disebabkan oleh beberapa tindakan manusia yang tidak bertanggungjawab, diantaranya adalah sebagai berikut.
1.      Peledakan di kawasan terumbu karang yang dilakukan oleh nelayan untuk menangkap ikan.
2.      Pencemaran limbah industri dari daratan misalnya yang telah terjadi di Kepulauan Seribu. Terumbu karang di Kepulauan Seribu telah tercemar limbah dari Jakarta, akibatnya terumbu karang di daerah itu telah berkurang bahkan mengalami kerusakan.
3.      Tingginya partikel padat (lumpur) yang masuk dalam perairan laut. Keadaan tersebut akan lebih parah apabila di pantai tidak didapati mangrove, karena mangrove selain sebagai penahan abrasi juga sebagai filter sebelum air sungai masuk ke laut.
4.      Pengambilan karang untuk hiasan dan bahan tambang juga mempercepat terjadinya kerusakan terumbu karang.
·        Perdagangan Satwa Liar
              Seperti halnya ilegal logging, perdagangan satwa liar merupakan ancaman bagi punahnya berbagai satwa di Indonesia. Adanya suatu pemilihan terhadap jenis satwa yang bernilai ekonomis merupakan salah satu penyebab berkurangnya bahkan punahnya suatu jenis satwa.
kesimpulan :
Biosfer adalah lapisan permukaan bumi tempat makhluk hidup tinggal. Persebaran flora fauna di permukaan bumi dipengaruhi oleh faktor-faktor kondisi geologi, kondisi afi, dan makhluk hidup lain. Persebaran flora fauna di Indonesia terbagi menjadi 3 bagian, yaitu Indonesia bagian barat, tengah, dan timur, yang dibatasi oleh Garis Wallace dan Webber. Kerusakan flora fauna di antaranya disebabkan oleh illegal logging, kebakaran hutan, banjir dan erosi, dan eksploitasi sumber daya laut yang berlebihan.

6 komentar: