Sabtu, 30 Agustus 2014

GEOGRAFI XII ANTOPOSFER


geografi xi ( semester 1)
bab 2
ANTROPOSFER DAN KEPENDUDUKAN
A.     antroposfer
Antroposfer berasal dari kata latin anthropos berarti manusia dan sphere berarti lapisan, sehingga antroposfer merupakan salah satu objek material geografi. Antroposfer berkaitan dengan segala perkembangan dan aktivitas manusia di  permukaan bumi ini. Pembahasan manusia yang tinggal di permukaan bumi selanjutnya disebut penduduk meliputi pertumbuhan penduduk, migrasi penduduk, permukiman penduduk, dan ketenagakerjaan akan dibahas  lebih lanjut dalam bab ini.
1.     Demografi dan Ilmu Kependudukan
Fenomena antroposfer di permukaan bumi secara garis besar dapat dipelajari dalam dua ilmu yang telah berkembang saat ini. Demografi adalah ilmu yang mempelajari mengenai dinamika penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran (fertilitas), kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Dinamika atau perubahan penduduk itu dapat berupa pertambahan penduduk, ciri-ciri penduduk yaitu umur, jenis kelamin, komposisi penduduk, status perkawinan, kepadatan penduduk, dan lain-lain. Sedangkan ilmu kependudukan adalah ilmu yang berusaha menjawab mengapa terjadi perubahan-perubahan variabel demografi. Ilmu kependudukan juga mempelajari penduduk yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya, seperti penduduk dengan sandang dan pangan, serta penduduk dengan lingkungan.
Dua pengertian tentang ilmu penduduk di atas jelas menunjukkan bahwa untuk mempelajari ilmu kependudukan diperlukan terlebih dahulu pengetahuan tentang demografi. Tetapi satu hal yang harus Anda ingat bahwa masalah kependudukan juga dipengaruhi oleh faktor alam atau fisik. Perhatikan kasus berikut.
Suatu contoh permasalahan yang dihadapi Pemerintah DKI Jakarta saat ini bahwa di sepanjang wilayah aliran sungai di Jakarta mengalami masalah penurunan kualitas lingkungan bagi penduduk di sekitarnya. Permasalahan lingkungan tersebut berkaitan erat dengan dinamika penduduk yang berupa kecenderungan tingginya tingkat kelahiran serta masuknya penduduk dari luar wilayah Jakarta yang akhirnya menempati wilayah-wilayah pinggiran sehingga mengakibatkan semakin padatnya penduduk di sekitar sungai. Aktivitas penduduk yang padat untuk memenuhi kebutuhan vital hidupnya semakin menekan lingkungan tempat tinggalnya sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan tersebut. Penurunan tersebut dapat diindikasikan dari meningkatnya kasus kematian penduduk karena demam berdarah dengue di sekitar wilayah aliran sungai di Jakarta, penurunan kualitas air, serta menumpuknya sampah di aliran sungai.
2.      Pertumbuhan Penduduk di Dunia
Pertumbuhan penduduk dunia sangat dipengaruhi oleh perkembangan peradaban manusia dalam berinteraksi dengan alam sekitarnya. Seiring dengan meningkatnya ilmu pengetahuan dan perkembangan teknologi manusia dalam mengolah sumber daya alam maka taraf kehidupan manusia semakin baik sehingga hal ini sangat memengaruhi terhadap penurunan angka kematian penduduk. Pertumbuhan Penduduk dunia menurut Thompson dan Lewis dalam Ida Bagus Mantra meliputi 5 periode, sebagai berikut.
a.       Tahun 1650 - 1800
Periode ini ditandai dengan berkembangnya teknik pertanian baru dan berdirinya pabrik-pabrik yang disertai sarana transportasi yang cukup sehingga kondisi tersebut memengaruhi terhadap pertumbuhan penduduk, terutama negara-negara Barat. Saat itu pertumbuhan penduduk diperkiraan 0,4 %per tahun dengan jumlah penduduk kurang lebih 900 juta jiwa.
b.      Periode Tahun 1800-1850
Periode ini ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi terutama di negara-negara Eropa. Dimana dalam kurun waktu 50 tahun pertumbuhan penduduk kuranglebih 33,3%. Keadaan tersebut terjadi karena stabilnya kondisi politik sehingga mendorong pula terhadap ketahanan penyediaan pangan. Selain itu meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan juga berpengaruh terhadap pertumbuhan penduduk.
c.        Periode Tahun 1850-1900
Kemajuan teknologi pada periode ini semakin mendorong peningkatan produktivitas manusia. Pada saat itu tingkat fertilitas di negara-negara barat menurun karena sudah mulai sadar bahwa pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan melalui usaha penurunan tingkat kelahiran.
d.      Periode Tahun 1900-1930
Pada periode ini terjadi Perang Dunia I yang memberi pengaruh besar terhadap pertumbuhan penduduk dunia. Secara garis besar terjadi tiga perkembangan penduduk, yaitu sebagai berikut.
1)       Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan baik.
2)       Negara-negara Eropa Timur, Afrika Utara, Amerika Latin serta Jepang, usaha penurunan angka kelahiran belum berhasil.
3)      Negara-negara berkembang (negara-negara selain yang telah disebutkan di atas) mengalami kelahiran dan kematian yang cukup tinggi.
e.       Periode Tahun 1930 – Sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk terutama pasca Perang Dunia II. Berkembangnya teknologi modern serta meningkatnya pelayanan kesehatan menyebabkan meningkatnya kualitas hidup. Pada periode ini penduduk dunia mencapai 4 milyar (decade 1990-an) dan 6 milyar (dekade 2000). Namun, hanya 1 milyar lebih yang hidup di negara mapan atau maju.
            Pengendalian pertumbuhan penduduk dunia banyak dilakukan oleh sebagian besar negara-negara di dunia setelah Perang Dunia II. Hal ini berhasil dilakukan terutama di negara-negara Barat. Saat itu berkembang dua pandangan yaitu negara-negara pronatalis dan negara-negara antinatalis. Indonesia saat itu menerapkan pandangan pronatalis karena Indonesia merasa perlu masuk dalam kelas Negara besar yang minimal penduduknya berjumlah 250 juta. Indonesia mengubah pandangan tentang kebijaksanaan kependudukannya pada tahun 1971 pada masa pemerintahan Orde Baru, di mana mulai diterapkan program pengendalian pertumbuhan penduduk. Anda pasti tahu program pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat populer itu. Ya, program Keluarga Berencana (KB). Hasil program Keluarga Berencana tampak pada tahun 1990 dimana jumlah penduduk mencapai setengah dari jumlah penduduk saat KB  pertama kali dicanangkan.
B.   PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN
1. Menghitung Jumlah Penduduk
Data yang paling pokok dalam demografi ialah jumlah penduduk. Jumlah penduduk dihitung dengan menggunakan metode sensus  atau cacah jiwa, registrasi penduduk, dan survei penduduk.
a. Sensus Penduduk
Sensus penduduk adalah pencatatan total tentang penduduk yang dilakukan olah Badan Pusat Statistik dengan tujuan untuk mengetahui jumlah, komposisi, dan karakteristik penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus penduduk dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pada status tempat tinggal penduduk yaitu sebagai berikut.
 1) Sensus de facto ialah penghitungan penduduk atau pencacahan jiwa yang dikenakan pada setiap orang yang pada waktu diadakan pencacahan berada di dalam negara atau daerah yang bersangkutan.
2) Sensus de yure ialah penghitungan penduduk atau pencacahan jiwa yang hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar berdiam atau bertempat tinggal di negara bersangkutan atau di daerah itu atau berdasarkan pada tempat tinggal yang tetap.
b. Registrasi Penduduk
Registrasi pendduk ialah pencatatan tentang identitas atau ciriciri, status, dan kondisi penduduk yang dilaksanakan secara terusmenerus oleh pemerintah mulai tingkat terendah yaitu desa atau kelurahan. Dari data hasil registrasi akan didapat laporan monografi desa tentang kependudukan secara kontinu yang berisi data tentang kelahiran penduduk, kematian, perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.
c. Survei Penduduk
Survei penduduk pada dasarnya sama dengan sensus penduduk, hanya pada survei penduduk ini dilakukan pada beberapa daerah yang dijadikan sampel/contoh dari perhitungan penduduk tersebut. Biasanya pada survei penduduk ini dilakukan karena pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga pelaksana survei.
2. Komposisi Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Sekarang kita akan mempelajari penduduk berdasarkan keragamannya. Kita mulai dari rumah Anda. Berapakah jumlah angota keluarga yang ada di rumah Anda? Berapakah yang berjenis kelamin laki-laki? Berapa beda umur Anda dengan anggota keluarga yang lain? Bandingkan data di keluarga Anda dengan data kependudukan yang telah Anda dapatkan di depan!
Apakah yang telah Anda lakukan dinamakan pendataan penduduk berdasarkan komposisi penduduk? Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut. Contoh pengelompokan penduduk, antara lain adalah berdasarkan jenis kelamin, umur, agama, bahasa, mata pencaharian, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan, dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu Negara karena dapat dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin merupakan variabel yang sangat penting dalam demografi. Hal ini disebabkan karena dalam setiap pembahasan tentang masalah penduduk melibatkan variabel umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk menurut umur disebut juga struktur penduduk. Struktur ini membagi umur dalam beberapa kelompok dengan interval tertentu. Struktur penduduk antara wilayah satu dengan yang lain berbeda-beda. Negara maju mempunyai struktur penduduk yang berbeda dengan negara yang sedang berkembang. Demikian pula struktur wilayah perkotaan akan berbeda dengan struktur penduduk wilayah pedesaan. Hal tersebut bisa terjadi karena dipengaruhi oleh tiga variabel demografi yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi. Ketiga variabel tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lain, jika salah satu berubah maka variabel yang lain juga ikut berubah. Faktor sosial ekonomi suatu wilayah akan memengaruhi struktur umur wilayah bersangkutan, berdasarkan ketiga variabel demografi tersebut maka struktur penduduk terbagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
a.      Struktur Penduduk Muda
Bila jumlah yang terbanyak adalah kelompok penduduk berusia 15 tahun ke bawah (di atas 35%), sedangkan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas lebih sedikit atau di bawah 3% maka struktur penduduknya adalah struktur penduduk muda. Contoh Negara yang mempunyai struktur penduduk muda antara lain Indonesia, India, dan Bangladesh. Dengan demikian, berarti dapat kita simpulkan bahwa struktur penduduk muda biasanya terjadi di negara-negara berkembang.
b.      Struktur Penduduk Tua
Amatilah negara Amerika Serikat! Coba cari data kependudukannya! Bila jumlah pada kelompok penduduk berusia 15 tahun ke bawah jumlahnya lebih kecil (kurang dari 35%) daripada kelompok penduduk yang berumur 65 tahun ke atas (sekitar 15%), maka struktur penduduknya adalah struktur penduduk tua.Struktur penduduk tua ini biasa terjadi di negara-negara maju, misalnya adalah negara-negara Eropa, Amerika Serikat, dan Jepang.
Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua (konstruktif).
a.       Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India. Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua (konstruktif).
b.      Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia, Filipina, dan India.
c.        Piramida Penduduk Stasioner
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah (seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
d.      Piramida Penduduk Tua (Constructive)
Suatu wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah maju, misalnya Amerika Serikat.
C.     MENGHITUNG PERTUMBUHAN PENDUDUK SUATU WILAYAH
Pertumbuhan penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk. Penduduk suatu wilayah akan bertambah apabila terdapat kelahiran (L) dan penduduk yang datang ke wilayah tersebut (I), sedangkan penduduk suatu wilayah akan berkurang apabila terdapat kematian (M) dan terdapat penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut (E).
1.      Pertumbuhan Penduduk Alami
Pertumbuhan penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih antara kelahiran dan kematian suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.


Text Box: X= L - M
 


Keterangan :
X = pertumbuhan penduduk alami
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
Contoh soal :
Di suatu wilayah diketahui terdapat jumlah kelahiran 967.000 jiwa sedangkan jumlah kematiannya adalah 659.000 jiwa. Hitung pertumbuhan penduduk alaminya!
                                                                                                        
Jawab:
L = 976.000
M = 659.000
X = L - M
= 967.000 – 659.000
= 308.000
Jadi pertambahan penduduk alami wilayah tersebut sebesar 308.000 jiwa.

2.     Pertumbuhan Penduduk Total
Pertumbuhan penduduk total adalah suatu pertambahan penduduk yang tidak hanya merupakan selisih kelahiran dan kematian namun juga memperhatikan migrasi penduduk. Pertambahan penduduk ini terjadi apabila, pertambahan penduduk setelah menjumlahkan kelahiran dikurangi kematian dan imigrasi dikurangi emigrasi. Pertumbuhan penduduk total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.


Rounded Rectangle: X = (L – M) + (I – E)
 
Keterangan:
X = pertumbuhan penduduk total
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigran
E = jumlah emigran
Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui jumlah kelahiran sebesar 967.000 jiwa dan kematian sebesar 659.000 jiwa, sedangkan terjadi imigrasi sebesar 889.000 jiwa dan emigrasi sebesar 512.000 jiwa.
Hitunglah pertumbuhan penduduk totalnya!
Jawab:
L = 976.000 I = 889.000
M = 659.000 E = 512.000
X = (L – M) + (I – E)
= (967.000 – 659.000) + (889.000 – 512.000)
= 308.000 + 377.000
= 685.000 jiwa
Jadi pertumbuhan pendunduk total wilayah tersebut sebesar 685.000 jiwa.
3.  Angka Kelahiran
a. Angka Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate (CBR)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun. Dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut.
CBR = L/P X K
Keterangan:
L = jumlah kelahiran bayi yang lahir pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
Contoh soal:
Di suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk pada
pertengahan tahun 2004 adalah 7.241.500 Jumlah kelahirannya
adalah 967.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran kasarnya!
Jawab:
L = 976.000
P = 7.241.500
CBR = L/P X K
CBR = 967.000/7.241.500 X 1000 = 134
Jadi CBR wilayah tersebut sebesar 134 bayi/1000 wanita.
b. Angka Kelahiran Menurut Umur/Age Specific Birth Rate (ASBR)
Pengukuran kelahiran ini mempertimbangkan pembagian
menurut jenis kelamin dan golongan umur. ASBR ialah angka yang
menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1000 wanita golongan umur
tertentu setiap tahun. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
ASBR = Bx/Px X K
Keterangan:
Bx = jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok umur tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok umur x
k = konstanta (1000)
Contoh soal:
Pada suatu wilayah diketahui jumlah penduduk wanita umur 19-30 tahun adalah 3.825.000 orang. Jumlah kelahiran dalam satu tahun adalah adalah 967.000 bayi. Hitunglah angka ASBR nya!
Jawab:
Bx = 976.000
Px = 3.825.000
Jawab: ASBR = 967.000/3.825.000 X 1000 = 250
ASBR = 250 jiwa
Jadi ASBR pada wilayah tersebut adalah 250 bayi dari setiap 1000
wanita kelompok usia 19-30 tahun.
4. Angka Kematian
a. Angka Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR)
Angka Kematian Kasar ialah angka yang menunjukkan banyaknya kematian setiap 1.000 orang dalam waktu setahun. Dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
CDR = D/P X K
Keterangan:
D = jumlah kematian pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
Contoh soal :
Dalam suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk pada pertengahan tahun adalah 7.241.500 jiwa sedangkan jumlah kematiannya adalah 659.000. Hitunglah angka kematian kasarnya!
Jawab:
D = 659.000
P = 7.241.500
CDR = 659.000/ 7.241.500 X 1000 = 91 jiwa
Jadi pada wilayah tersebut dalam setahun terdapat kematian sebesar 91/1000 orang.
b. Angka Kematian Menurut Umur/Age Specific Death Rate
(ASDR)
Angka kematian menurut umur adalah angka yang menunjukkan
banyak kematian dari 1000 penduduk usia tertentu dalam waktu
setahun. Dapat dihitung dengan rumus:
ASDR = Dx/Px X K
Keterangan:
Dx = jumlah anak yang lahir dari wanita
kelompok umur tertentu
Px = jumlah wanita pada kelompok umur x
k = konstanta (1000)
Contoh soal:
Dalam suatu wilayah jumlah penduduk wanita umur 19-30 tahun adalah 3.825.000 orang. Jumlah kematian golongan umur tersebut dalam satu tahun adalah 144.000 orang. Berapakah ASDR nya?
Jawab:
Dx = 144.000
Px = 3.825.000
ASDR = 144.000/3.825X 1000
ASDR = 37.647 jiwa
Jadi ASDR wilayah tersebut adalah 17 orang dari tiap 1.000 penduduk golongan umur 19-30 tahun.
5. Pertumbuhan Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambahnya penduduk yang selalu meningkat setiap tahunnya. Perhitungan pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan mengetahui terlebih dahulu angka kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk ini dinyatakan dengan persen (%).
Berdasarkan hasil perhitungan yang sudah ada dapat kita ketahui angka kelahiran kasar (CBR) pada propinsi tersebut adalah sebesar 134 dan angka kematian kasar (CDR) sebesar 91, sedangkan jumlah penduduk adalah 7.584.000 jiwa maka tingkat pertumbuhan penduduk alami wilayah tersebut adalah sebagai berikut. Pertumbuhan penduduk alami = CBR-CDR × 100%
= 134 – 91 × 100% = 0,43%
Jadi pertumbuhan penduduk alami wilayah tersebut adalah 0,43 %.
6. Proyeksi Penduduk
Jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dapat diperkirakan atau diproyeksikan dengan rumus pertumbuhan geometris berikut.
Pn = Po (1+ r)n
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun 0 atau tahun dasar
n = jumlah tahun 0 hingga n
r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (%)
Contoh Soal :
Berdasarkan perhitungan yang telah kita lakukan, tingkat pertumbuhan penduduk per tahun adalah 0,43% apabila jumlah penduduk pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa. Berapakah proyeksi penduduk wilayah tersebut pada tahun 2010?
 Pn = Po (1 + r) n
= 7.584.000 (1 + 0,43 %)5
= 7.584.000 (1 + 0,0043)5
= 7.584.000 (1,0043)5
= 7.584.000 (1,115)
= 7.748.464 jiwa
Jadi proyeksi penduduk wilayah tersebut tahun 2005 dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,43 %per tahun adalah 7.748.464 jiwa.
D.     MENGHITUNG KEPADATAN PENDUDUK
            Kepadatan penduduk adalah banyaknya jumlah penduduk per satuan unit wilayah. Kepadatan penduduk ini menunjukkan jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2 dalam suatu wilayah.
Kepadatan penduduk = Jumlah penduduk suatu wilayah (jiwa)
                                                Luas wilayah (km²)
Pengukuran kepadatan penduduk suatu wilayah dapat dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan penduduk per satuan
luas, dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Kepadatan penduduk arimatik = JUMLAH PENDUDUK (JIWA )
                                                            LUAS WILAYAH (KM2)
Contoh soal:
Pada tahun 2005 jumlah penduduk di suatu wilayah sebesar 7.584.000 jiwa, sedang luas wilayah tersebut adalah 226.782 km2. Berapakah kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut?
Jawab:
jiwa/km2
7.584.000 Jiwa /226.782 km2 = 33,44 jiwa /km2

Jadi kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut adalah 33,44 jiwa/km2..
2. Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap kilometer persegi tanah
pertanian.
Kepadatan penduduk fisiologis = Jumlah penduduk (jiwa)
                                                    Luas lahan pertanian (km²)
Contoh soal:
Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan luas lahan pertaniannya sebesar 154.820 km2. Berapakah kepadatan fisiologi wilayah tersebut?
Jawab :
7.584.000/154.820 = 48,99 jiwa/km2

Jadi kepadatan fisiologis wilayah tersebut adalah 49 jiwa/ km2 (dengan pembulatan ke atas).
3. Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk petani tiap km2
tanah pertanian.
Kepadatan penduduk agraris = Jumlah penduduk petani (jiwa)
                                                    Luas lahan pertanian (km²)
Contoh soal:
Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya sebesar 7.584.000 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut 2.050.000 jiwa adalah penduduk yang bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah pertaniannya adalah 154.820 km2. Berapakah kepadatan agraris wilayah tersebut ?
Jawab:
2.050.000/154.820= 13 jiwa/km2
Jadi kepadatan agraris wilayah tersebut ialah 13 jiwa/km2

A. TENAGA KERJA
Tenaga kerja (man power) ialah besarnya bagian dari penduduk yang
dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Angkatan kerja ialah penduduk
yang berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan
ekonomis. Angkatan kerja terdiri atas:
1. penduduk yang bekerja;
2. penduduk yang mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja;
3. penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari
pekerjaan secara aktif.
Sedangkan yang bukan angkatan kerja yaitu:
1. penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih tidak bekerja atau tidak
mencari pekerjaan karena sekolah;
2. penduduk yang mengurus rumah tangga;
3. pensiunan;
4. penduduk yang secara fisik atau mental tidak memungkinkan untuk
bekerja.
1. Menghitung Angkatan Kerja
Angkatan kerja suatu wilayah dapat diketahui dengan mengetahui
terlebih dahulu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja adalah persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja dewasa. Rumus TPAK adalah sebagai berikut.
TPAK =  JUMLAH ANGKATAN KERJA        X 100%
              JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA
2. pengangguran
a. Pengangguran terbuka ialah orang yang tidak bekerja sama sekali
atau sedang mencari pekerjaan.
b. Setengah pengangguran ialah orang yang bekerja hanya beberapa
jam tiap harinya atau kurang dari 25 jam per minggu.
F. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Program kebijakan kependudukan yang telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah Program Keluarga Berencana. Program ini telah menampakkan hasil yang sangat besar, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya laju pertumbuhan mencapai 63,67 % dari periode 1971-1980.
2. Persebaran Penduduk yang Tidak Merata Persebaran penduduk Indonesia yang tidak merata menyebabkan kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Tabel 2.3 menunjukkan ketidakseimbangan kepadatan antara pulau Jawa dengan pulau-pulau luar Jawa. Hasil sensus tahun 2000 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang tinggal di Pulau Jawa lebih tinggi mencapai kurang lebih 60% dan kepadatan penduduk mencapai 951 jiwa/km2. Berbeda sekali dengan pulau-pulau luar Jawa yakni Kepulauan Maluku, Papua dan Kalimantan yang masing-masing luasnya hampir 4 kali Pulau Jawa namun hanya dihuni penduduk kurang lebih 2% dari total penduduk Indoensia atau dengan kepadatan 9 jiwa/km2.
3. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk disebut juga dengan gerakan penduduk yaitu suatu gerakan perpindahan penduduk dari tempat satu ke tempat yang lain. Mobilitas penduduk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut.
a. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ke tampat yang lain dengan tujuan menetap yang dilakukan oleh perseorangan, keluarga atau kelompok. Jenis-jenis migrasi antara lain sebagai
berikut.
1) Imigrasi adalah masuknya penduduk negara lain ke suatu
negara.
2) Emigrasi adalah keluarnya penduduk suatu negara ke negara lain.
3) Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke negara asalnya. Perpindahan penduduk ke tempat lain selain dilakukan lintas negara (internasional) namun juga terjadi di dalam negeri (nasional) disebut dengan migrasi dalam negeri. Migrasi dalam negeri adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam suatu negara. Macam-macam migrasi dalam negeri yaitu sebagai
berikut.
1) Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu wilayah negara.
2) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.Suatu tinjauan menyangkut sensus penduduk tahun 1980 dan1990 serta hasil antarsensus tahun 1995 menunjukkan bahwapenduduk Indoensia senang berpindah (fairly mobile). Data menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat suatu arus migrasi dari Pulau Jawa ke pulau luar Jawa. Selain itu, statistik kebupaten di Jawa meunujukkan bahwa hanya ada sedikit daerah yang mengalami arus migrasi. Wilayah yang mengalami migrasi masuk,ini adalah kabupaten-kota di JABOTABEK, Bandung, Pekalongan, Tegal, dan Sidoarjo yang merupakan hasil limpahan dari Surabaya. Semua daerah lainnya di pulau Jawa tumbuh pada suatu tingkat di bawah laju petumbuhan penduduk alami. Ini menyiratkan bahwa pusat-pusat kota seperti Jakarta dan Surabaya serta Bandung telah menjadi pemusatan migrasi penduduk.
b. Mobilitas sirkuler adalah gerakan penduduk sementara, contoh para buruh tani disaat sedang tidak musim tanam maka mereka pergi ke kota untuk mencari tambahan nafkah, namun apabila datang musim tanam maka mereka
kembali ke desa untuk bertani kembali.
c. Mobilitas ulang alik adalah gerakan penduduk dalam waktu 24 jam sehingga pada hari yang sama dapat pulang ketempat tinggalnya
.4. Rendahnya Kualitas Penduduk
 Tinggi rendahnya kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.
a. Kualitas Kesehatan
Penentuan kualitas kesehatan penduduk dalam suatu negara ditunjukkan oleh variabel angka kematian kasar, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup. Tingkat kesehatan penduduk suatu negara dikatakan baik apabila angka kematian kasar dan angka kematian bayi rendah serta angka harapan hidupnya tinggi. Sedangkan tingkat kesehatan panduduk suatu negara dikatakan rendah apabila angka kematian kasar dan kematian bayi tinggi dan angka harapan hidupnya rendah. Indonesia pada hasil sensus tahun 2000 mempunyai angka kematian kasar sebesar 8,14/1000 penduduk, serta angka kematian
bayi sebesar 57,3 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup mencapai 66,2 tahun. Angka kematian bayi merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menangani kesehatan ibu dan anak. Sedangkan angka harapan hidup merupakan rata-rata umur penduduk suatu negara juga merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menerapkan kebijaksanaannya di bidang kesehatan. Baikangka kelahiran maupun angka harapan hidup sangat dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan fasilitas sosial lainnya. Suatu wilayah jika fasilitas kesehatannya rendah maka dapat menurunkan harapan hidup penduduknya.
b. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan penduduk Indonesia dapat diukur dari angka partisipasi sekolah penduduk dan angka putus sekolah. Angka partisipasi sekolah adalah proporsi dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12,13-15,16-18, dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah.
 c. Kualitas Pendapatan
 Suatu negara diukur taraf hidupnya melalui pendapatan ratarata perkapita negara tersebut. Pendapatan perkapita dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam satu tahun (Gross National Product) serta jumlah penduduk. GNP adalah suatu karena diukur dari keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan
oleh negara dalam tahun tertentu.
Pendapatan per kapita =   GNP/ JUMLAH PENDUDUK 
Penurunan pendapatan Indonesia mengakibatkan Indonesia kembali menjadi kelompok negara miskin dengan GNP perkapita hanya sedikit lebih banyak dari Zimbabwe, salah satu negara miskin di Afrika dan dengan beban utang lebih dari Rp1.400 trilyun terdiri Rp742 trilyun utang luar negeri dan sisanya adalah utang dalam negeri 
kesimpulan : 
1. Antroposfer adalah lapisan yang berkaitan dengan segala perkembangan dan aktivitas manusia di permukaan bumi.
2. Menghitung jumlah penduduk dengan dilakukan sensus, registrasi, dan survei.
3. Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan pengelompokan.
4. Pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan mengetahui pertumbuhan penduduk alami dan total di mana komponenkomponennya adalah angka kelahiran, kematian, dan migrasi.
5. Untuk mengetahui persebaran penduduk, maka harus mengetahui terlebih dahulu kepadatan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologi, kebudayaan, dan teknologi.
6. Permasalahan penduduk di Indonesia antara lain rendahnya kualitas kesehatan, rendahnya kualitas pendidikan, dan rendahnya pendapatan.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar