geografi
xi ( semester 1)
bab 2
ANTROPOSFER
DAN KEPENDUDUKAN
A. antroposfer
Antroposfer berasal dari kata
latin anthropos berarti manusia dan sphere berarti lapisan,
sehingga antroposfer merupakan salah satu objek material geografi. Antroposfer
berkaitan dengan segala perkembangan dan aktivitas manusia di permukaan bumi ini. Pembahasan manusia yang
tinggal di permukaan bumi selanjutnya disebut penduduk meliputi pertumbuhan
penduduk, migrasi penduduk, permukiman penduduk, dan ketenagakerjaan akan
dibahas lebih lanjut dalam bab ini.
1. Demografi
dan Ilmu Kependudukan
Fenomena
antroposfer di permukaan bumi secara garis besar dapat dipelajari dalam dua
ilmu yang telah berkembang saat ini. Demografi adalah ilmu yang mempelajari
mengenai dinamika penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran (fertilitas),
kematian (mortalitas), dan perpindahan (migrasi). Dinamika atau perubahan
penduduk itu dapat berupa pertambahan penduduk, ciri-ciri penduduk yaitu umur,
jenis kelamin, komposisi penduduk, status perkawinan, kepadatan penduduk, dan
lain-lain. Sedangkan ilmu kependudukan adalah ilmu yang berusaha menjawab
mengapa terjadi perubahan-perubahan variabel demografi. Ilmu kependudukan juga
mempelajari penduduk yang berkaitan dengan kebutuhan hidupnya, seperti penduduk
dengan sandang dan pangan, serta penduduk dengan lingkungan.
Dua
pengertian tentang ilmu penduduk di atas jelas menunjukkan bahwa untuk
mempelajari ilmu kependudukan diperlukan terlebih dahulu pengetahuan tentang
demografi. Tetapi satu hal yang harus Anda ingat bahwa masalah kependudukan
juga dipengaruhi oleh faktor alam atau fisik. Perhatikan kasus berikut.
Suatu
contoh permasalahan yang dihadapi Pemerintah DKI Jakarta saat ini bahwa di
sepanjang wilayah aliran sungai di Jakarta mengalami masalah penurunan kualitas
lingkungan bagi penduduk di sekitarnya. Permasalahan lingkungan tersebut
berkaitan erat dengan dinamika penduduk yang berupa kecenderungan tingginya
tingkat kelahiran serta masuknya penduduk dari luar wilayah Jakarta yang
akhirnya menempati wilayah-wilayah pinggiran sehingga mengakibatkan semakin
padatnya penduduk di sekitar sungai. Aktivitas penduduk yang padat untuk
memenuhi kebutuhan vital hidupnya semakin menekan lingkungan tempat tinggalnya
sehingga mengakibatkan menurunnya kualitas lingkungan tersebut. Penurunan
tersebut dapat diindikasikan dari meningkatnya kasus kematian penduduk karena
demam berdarah dengue di sekitar wilayah aliran sungai di Jakarta,
penurunan kualitas air, serta menumpuknya sampah di aliran sungai.
2. Pertumbuhan
Penduduk di Dunia
Pertumbuhan
penduduk dunia sangat dipengaruhi oleh perkembangan peradaban manusia dalam
berinteraksi dengan alam sekitarnya. Seiring dengan meningkatnya ilmu
pengetahuan dan perkembangan teknologi manusia dalam mengolah sumber daya alam
maka taraf kehidupan manusia semakin baik sehingga hal ini sangat memengaruhi
terhadap penurunan angka kematian penduduk. Pertumbuhan Penduduk dunia menurut
Thompson dan Lewis dalam Ida Bagus Mantra meliputi 5 periode, sebagai berikut.
a.
Tahun 1650 -
1800
Periode
ini ditandai dengan berkembangnya teknik pertanian baru dan berdirinya
pabrik-pabrik yang disertai sarana transportasi yang cukup sehingga kondisi
tersebut memengaruhi terhadap pertumbuhan penduduk, terutama negara-negara
Barat. Saat itu pertumbuhan penduduk diperkiraan 0,4 %per tahun dengan jumlah
penduduk kurang lebih 900 juta jiwa.
b.
Periode Tahun 1800-1850
Periode
ini ditandai dengan meningkatnya laju pertumbuhan penduduk yang cukup tinggi
terutama di negara-negara Eropa. Dimana dalam kurun waktu 50 tahun pertumbuhan
penduduk kuranglebih 33,3%. Keadaan tersebut terjadi karena stabilnya kondisi
politik sehingga mendorong pula terhadap ketahanan penyediaan pangan. Selain
itu meningkatnya kesadaran terhadap kesehatan lingkungan juga berpengaruh
terhadap pertumbuhan penduduk.
c.
Periode Tahun
1850-1900
Kemajuan
teknologi pada periode ini semakin mendorong peningkatan produktivitas manusia.
Pada saat itu tingkat fertilitas di negara-negara barat menurun karena sudah
mulai sadar bahwa pertumbuhan penduduk dapat dikendalikan melalui usaha
penurunan tingkat kelahiran.
d.
Periode Tahun 1900-1930
Pada
periode ini terjadi Perang Dunia I yang memberi pengaruh besar terhadap
pertumbuhan penduduk dunia. Secara garis besar terjadi tiga perkembangan
penduduk, yaitu sebagai berikut.
1) Negara-negara Eropa Barat dan Amerika Serikat
mampu mengendalikan pertumbuhan penduduk dengan baik.
2) Negara-negara Eropa Timur, Afrika Utara,
Amerika Latin serta Jepang, usaha penurunan angka kelahiran belum berhasil.
3) Negara-negara berkembang (negara-negara
selain yang telah disebutkan di atas) mengalami kelahiran dan kematian yang
cukup tinggi.
e. Periode Tahun
1930 – Sekarang
Merupakan periode peledakan penduduk terutama pasca
Perang Dunia II. Berkembangnya teknologi modern serta meningkatnya pelayanan
kesehatan menyebabkan meningkatnya kualitas hidup. Pada periode ini penduduk
dunia mencapai 4 milyar (decade 1990-an) dan 6 milyar (dekade 2000). Namun,
hanya 1 milyar lebih yang hidup di negara mapan atau maju.
Pengendalian
pertumbuhan penduduk dunia banyak dilakukan oleh sebagian besar negara-negara
di dunia setelah Perang Dunia II. Hal ini berhasil dilakukan terutama di
negara-negara Barat. Saat itu berkembang dua pandangan yaitu negara-negara pronatalis
dan negara-negara antinatalis. Indonesia saat itu menerapkan
pandangan pronatalis karena Indonesia merasa perlu masuk dalam kelas Negara
besar yang minimal penduduknya berjumlah 250 juta. Indonesia mengubah pandangan
tentang kebijaksanaan kependudukannya pada tahun 1971 pada masa pemerintahan Orde
Baru, di mana mulai diterapkan program pengendalian pertumbuhan penduduk. Anda
pasti tahu program pengendalian pertumbuhan penduduk di Indonesia yang sangat
populer itu. Ya, program Keluarga Berencana (KB). Hasil program Keluarga
Berencana tampak pada tahun 1990 dimana jumlah penduduk mencapai setengah dari
jumlah penduduk saat KB pertama kali
dicanangkan.
B.
PENDUDUK BERDASARKAN UMUR DAN JENIS KELAMIN
1.
Menghitung Jumlah Penduduk
Data
yang paling pokok dalam demografi ialah jumlah penduduk. Jumlah penduduk
dihitung dengan menggunakan metode sensus atau cacah jiwa, registrasi penduduk,
dan survei penduduk.
a.
Sensus Penduduk
Sensus
penduduk adalah pencatatan total tentang penduduk yang dilakukan olah Badan
Pusat Statistik dengan tujuan untuk mengetahui jumlah, komposisi, dan
karakteristik penduduk yang dilaksanakan setiap sepuluh tahun sekali. Sensus
penduduk dibedakan menjadi dua macam berdasarkan pada status tempat tinggal
penduduk yaitu sebagai berikut.
1) Sensus de facto ialah penghitungan
penduduk atau pencacahan jiwa yang dikenakan pada setiap orang yang pada waktu diadakan
pencacahan berada di dalam negara atau daerah yang bersangkutan.
2)
Sensus de yure ialah penghitungan penduduk atau pencacahan jiwa yang
hanya dikenakan kepada penduduk yang benar-benar berdiam atau bertempat tinggal
di negara bersangkutan atau di daerah itu atau berdasarkan pada tempat tinggal
yang tetap.
b.
Registrasi Penduduk
Registrasi
pendduk ialah pencatatan tentang identitas atau ciriciri, status, dan kondisi penduduk
yang dilaksanakan secara terusmenerus oleh pemerintah mulai tingkat terendah
yaitu desa atau kelurahan. Dari data hasil registrasi akan didapat laporan
monografi desa tentang kependudukan secara kontinu yang berisi data tentang kelahiran
penduduk, kematian, perkawinan, perceraian, dan perpindahan penduduk.
c.
Survei Penduduk
Survei
penduduk pada dasarnya sama dengan sensus penduduk, hanya pada survei penduduk
ini dilakukan pada beberapa daerah yang dijadikan sampel/contoh dari
perhitungan penduduk tersebut. Biasanya pada survei penduduk ini dilakukan
karena pertimbangan waktu, biaya, dan tenaga pelaksana survei.
2. Komposisi
Penduduk Menurut Umur dan Jenis Kelamin
Sekarang
kita akan mempelajari penduduk berdasarkan keragamannya. Kita mulai dari rumah
Anda. Berapakah jumlah angota keluarga yang ada di rumah Anda? Berapakah yang
berjenis kelamin laki-laki? Berapa beda umur Anda dengan anggota keluarga yang
lain? Bandingkan data di keluarga Anda dengan data kependudukan yang telah Anda
dapatkan di depan!
Apakah
yang telah Anda lakukan dinamakan pendataan penduduk berdasarkan komposisi
penduduk? Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan
kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan pengelompokan tersebut. Contoh
pengelompokan penduduk, antara lain adalah berdasarkan jenis kelamin, umur,
agama, bahasa, mata pencaharian, pendidikan, tempat tinggal, jenis pekerjaan,
dan lain-lain. Komposisi penduduk diperlukan dalam suatu Negara karena dapat
dijadikan dasar pengambilan kebijaksanaan dalam pelaksanaan pembangunan.
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin
merupakan variabel yang sangat penting dalam demografi. Hal ini disebabkan
karena dalam setiap pembahasan tentang masalah penduduk melibatkan variabel
umur dan jenis kelamin. Komposisi penduduk menurut umur disebut juga struktur
penduduk. Struktur ini membagi umur dalam beberapa kelompok dengan interval
tertentu. Struktur penduduk antara wilayah satu dengan yang lain berbeda-beda.
Negara maju mempunyai struktur penduduk yang berbeda dengan negara yang sedang
berkembang. Demikian pula struktur wilayah perkotaan akan berbeda dengan
struktur penduduk wilayah pedesaan. Hal tersebut bisa terjadi karena
dipengaruhi oleh tiga variabel demografi yaitu kelahiran, kematian, dan
migrasi. Ketiga variabel tersebut saling berpengaruh satu dengan yang lain,
jika salah satu berubah maka variabel yang lain juga ikut berubah. Faktor
sosial ekonomi suatu wilayah akan memengaruhi struktur umur wilayah
bersangkutan, berdasarkan ketiga variabel demografi tersebut maka struktur
penduduk terbagi menjadi dua jenis yaitu sebagai berikut.
a. Struktur
Penduduk Muda
Bila
jumlah yang terbanyak adalah kelompok penduduk berusia 15 tahun ke bawah (di
atas 35%), sedangkan penduduk yang berusia 65 tahun ke atas lebih sedikit atau
di bawah 3% maka struktur penduduknya adalah struktur penduduk muda. Contoh
Negara yang mempunyai struktur penduduk muda antara lain Indonesia, India, dan
Bangladesh. Dengan demikian, berarti dapat kita simpulkan bahwa struktur
penduduk muda biasanya terjadi di negara-negara berkembang.
b. Struktur
Penduduk Tua
Amatilah
negara Amerika Serikat! Coba cari data kependudukannya! Bila jumlah pada
kelompok penduduk berusia 15 tahun ke bawah jumlahnya lebih kecil (kurang dari
35%) daripada kelompok penduduk yang berumur 65 tahun ke atas (sekitar 15%),
maka struktur penduduknya adalah struktur penduduk tua.Struktur penduduk tua
ini biasa terjadi di negara-negara maju, misalnya adalah negara-negara Eropa,
Amerika Serikat, dan Jepang.
Jenis-jenis piramida penduduk
dibedakan menjadi 3, yaitu piramida penduduk muda (ekspansive), piramida
penduduk stasioner, dan piramida penduduk tua (konstruktif).
a.
Piramida Penduduk Muda (Expansive)
Suatu
wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida
ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya
adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan India. Jenis-jenis piramida penduduk dibedakan menjadi 3, yaitu
piramida penduduk muda (ekspansive), piramida penduduk stasioner, dan piramida
penduduk tua (konstruktif).
b.
Piramida
Penduduk Muda (Expansive)
Suatu
wilayah yang memiliki angka kelahiran yang tinggi dan angka kematian yang
rendah sehingga daerah ini mengalami pertumbuhan penduduk yang cepat. Piramida
ini dicirikan sebagian besar penduduk masuk dalam kelompok umur muda. Contohnya
adalah negara-negara yang sedang berkembang, misalnya Indonesia, Malaysia,
Filipina, dan India.
c.
Piramida Penduduk Stasioner
Suatu
wilayah memiliki angka kelahiran dan angka kematian yang sama-sama rendah
(seimbang). Contohnya adalah negara-negara Eropa Barat.
d.
Piramida
Penduduk Tua (Constructive)
Suatu
wilayah memiliki angka kelahiran yang menurun dengan cepat dan tingkat kematian
yang rendah. Piramida ini juga dicirikan dengan jumlah kelompok umur muda lebih
sedikit dibanding kelompok umur tua. Contohnya adalah negara-negara yang sudah
maju, misalnya Amerika Serikat.
C. MENGHITUNG
PERTUMBUHAN PENDUDUK SUATU WILAYAH
Pertumbuhan
penduduk adalah perubahan jumlah penduduk yang dipengaruhi oleh kelahiran,
kematian, dan migrasi penduduk. Penduduk suatu wilayah akan bertambah apabila
terdapat kelahiran (L) dan penduduk yang datang ke wilayah tersebut (I),
sedangkan penduduk suatu wilayah akan berkurang apabila terdapat kematian (M)
dan terdapat penduduk yang meninggalkan wilayah tersebut (E).
1.
Pertumbuhan
Penduduk Alami
Pertumbuhan
penduduk alami adalah pertumbuhan penduduk yang dihitung dari selisih antara
kelahiran dan kematian suatu wilayah. Pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung
dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan
:
X
= pertumbuhan penduduk alami
L
= jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
Contoh soal :
Di
suatu wilayah diketahui terdapat jumlah kelahiran 967.000 jiwa sedangkan jumlah
kematiannya adalah 659.000 jiwa. Hitung pertumbuhan penduduk alaminya!
Jawab:
L = 976.000
M = 659.000
X = L - M
= 967.000 – 659.000
= 308.000
Jadi pertambahan penduduk alami
wilayah tersebut sebesar 308.000 jiwa.
2. Pertumbuhan
Penduduk Total
Pertumbuhan
penduduk total adalah suatu pertambahan penduduk yang tidak hanya merupakan
selisih kelahiran dan kematian namun juga memperhatikan migrasi penduduk. Pertambahan
penduduk ini terjadi apabila, pertambahan penduduk setelah menjumlahkan
kelahiran dikurangi kematian dan imigrasi dikurangi emigrasi. Pertumbuhan
penduduk total dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Keterangan:
X = pertumbuhan penduduk total
L = jumlah kelahiran
M = jumlah kematian
I = jumlah imigran
E = jumlah emigran
Contoh Soal:
Di suatu wilayah diketahui jumlah kelahiran sebesar
967.000 jiwa dan kematian sebesar 659.000 jiwa, sedangkan terjadi imigrasi
sebesar 889.000 jiwa dan emigrasi sebesar 512.000 jiwa.
Hitunglah pertumbuhan penduduk totalnya!
Jawab:
L = 976.000 I = 889.000
M = 659.000 E = 512.000
X = (L – M) + (I – E)
= (967.000 – 659.000) + (889.000 – 512.000)
= 308.000 + 377.000
= 685.000 jiwa
Jadi pertumbuhan pendunduk total wilayah tersebut
sebesar 685.000 jiwa.
3. Angka Kelahiran
a. Angka
Kelahiran Kasar/Crude Birth Rate (CBR)
Angka kelahiran kasar adalah angka yang menunjukkan
jumlah kelahiran tiap 1.000 penduduk setiap tahun. Dapat diketahui dengan rumus
sebagai berikut.
CBR = L/P X K
Keterangan:
L = jumlah kelahiran bayi yang lahir pada tahun
tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
Contoh soal:
Di suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk
pada
pertengahan tahun 2004 adalah 7.241.500 Jumlah
kelahirannya
adalah 967.000 jiwa. Hitunglah angka kelahiran
kasarnya!
Jawab:
L = 976.000
P = 7.241.500
CBR = L/P X K
CBR = 967.000/7.241.500 X 1000 = 134
Jadi CBR wilayah tersebut sebesar 134 bayi/1000
wanita.
b. Angka Kelahiran
Menurut Umur/Age Specific Birth Rate (ASBR)
Pengukuran kelahiran ini mempertimbangkan pembagian
menurut jenis kelamin dan golongan umur. ASBR ialah
angka yang
menunjukkan jumlah kelahiran setiap 1000 wanita
golongan umur
tertentu setiap tahun. Dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
ASBR = Bx/Px X K
Keterangan:
Bx =
jumlah anak yang lahir dari wanita kelompok umur tertentu
Px =
jumlah wanita pada kelompok umur x
k = konstanta (1000)
Contoh soal:
Pada suatu wilayah diketahui jumlah penduduk wanita umur
19-30 tahun adalah 3.825.000 orang. Jumlah kelahiran dalam satu tahun adalah
adalah 967.000 bayi. Hitunglah angka ASBR nya!
Jawab:
Bx =
976.000
Px =
3.825.000
Jawab: ASBR = 967.000/3.825.000 X 1000 = 250
ASBR = 250 jiwa
Jadi ASBR pada wilayah tersebut adalah 250 bayi dari
setiap 1000
wanita kelompok usia 19-30 tahun.
4. Angka
Kematian
a. Angka
Kematian Kasar/Crude Death Rate (CDR)
Angka Kematian Kasar ialah angka yang menunjukkan banyaknya
kematian setiap 1.000 orang dalam waktu setahun. Dapat dihitung dengan rumus
sebagai berikut.
CDR = D/P X K
Keterangan:
D = jumlah kematian pada tahun tertentu
P = jumlah penduduk pada pertengahan tahun
k = konstanta (1.000)
Contoh soal :
Dalam suatu wilayah diketahui bahwa jumlah penduduk
pada pertengahan tahun adalah 7.241.500 jiwa sedangkan jumlah kematiannya
adalah 659.000. Hitunglah angka kematian kasarnya!
Jawab:
D = 659.000
P = 7.241.500
CDR = 659.000/ 7.241.500 X 1000 = 91 jiwa
Jadi pada wilayah tersebut dalam setahun terdapat
kematian sebesar 91/1000 orang.
b. Angka
Kematian Menurut Umur/Age Specific Death Rate
(ASDR)
Angka kematian menurut umur adalah angka yang
menunjukkan
banyak kematian dari 1000 penduduk usia tertentu
dalam waktu
setahun. Dapat dihitung dengan rumus:
ASDR = Dx/Px
X K
Keterangan:
Dx =
jumlah anak yang lahir dari wanita
kelompok umur tertentu
Px =
jumlah wanita pada kelompok umur x
k = konstanta (1000)
Contoh soal:
Dalam suatu wilayah jumlah penduduk wanita umur
19-30 tahun adalah 3.825.000 orang. Jumlah kematian golongan umur tersebut dalam
satu tahun adalah 144.000 orang. Berapakah ASDR nya?
Jawab:
Dx =
144.000
Px =
3.825.000
ASDR = 144.000/3.825X 1000
ASDR = 37.647 jiwa
Jadi ASDR wilayah tersebut adalah 17 orang dari tiap
1.000 penduduk golongan umur 19-30 tahun.
5. Pertumbuhan
Penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah
bertambahnya penduduk yang selalu meningkat setiap tahunnya. Perhitungan
pertumbuhan penduduk alami dapat dihitung dengan mengetahui terlebih dahulu
angka kelahiran dan kematian. Pertumbuhan penduduk ini dinyatakan dengan persen
(%).
Berdasarkan hasil perhitungan
yang sudah ada dapat kita ketahui angka kelahiran kasar (CBR) pada propinsi
tersebut adalah sebesar 134 dan angka kematian kasar (CDR) sebesar 91,
sedangkan jumlah penduduk adalah 7.584.000 jiwa maka tingkat pertumbuhan
penduduk alami wilayah tersebut adalah sebagai berikut. Pertumbuhan penduduk
alami = CBR-CDR × 100%
= 134 – 91 × 100% = 0,43%
Jadi pertumbuhan penduduk alami wilayah tersebut
adalah 0,43 %.
6. Proyeksi
Penduduk
Jumlah penduduk pada waktu yang akan datang dapat
diperkirakan atau diproyeksikan dengan rumus pertumbuhan geometris berikut.
Pn = Po (1+ r)n
Keterangan:
Pn = jumlah penduduk pada tahun n
Po = jumlah penduduk pada tahun 0 atau tahun dasar
n = jumlah tahun 0 hingga n
r = tingkat pertumbuhan penduduk per tahun (%)
Contoh Soal :
Berdasarkan perhitungan yang telah kita lakukan,
tingkat pertumbuhan penduduk per tahun adalah 0,43% apabila jumlah penduduk
pada tahun 2005 sebesar 7.584.000 jiwa. Berapakah proyeksi penduduk wilayah
tersebut pada tahun 2010?
Pn = Po (1 +
r) n
= 7.584.000 (1 + 0,43 %)5
= 7.584.000 (1 + 0,0043)5
= 7.584.000 (1,0043)5
= 7.584.000 (1,115)
= 7.748.464 jiwa
Jadi proyeksi penduduk wilayah tersebut tahun 2005
dengan tingkat pertumbuhan penduduk 0,43 %per tahun adalah 7.748.464 jiwa.
D. MENGHITUNG
KEPADATAN PENDUDUK
Kepadatan penduduk adalah banyaknya
jumlah penduduk per satuan unit wilayah. Kepadatan penduduk ini menunjukkan
jumlah rata-rata penduduk pada setiap km2 dalam
suatu wilayah.
Kepadatan penduduk = Jumlah penduduk suatu wilayah (jiwa)
Luas
wilayah (km²)
Pengukuran kepadatan penduduk suatu wilayah dapat
dibedakan menjadi empat, yaitu sebagai berikut.
1. Kepadatan penduduk aritmatik ialah kepadatan
penduduk per satuan
luas, dihitung dengan rumus sebagai berikut.
Kepadatan
penduduk arimatik
= JUMLAH PENDUDUK (JIWA )
LUAS
WILAYAH (KM2)
Contoh soal:
Pada tahun 2005 jumlah penduduk di suatu wilayah
sebesar 7.584.000 jiwa, sedang luas wilayah tersebut adalah 226.782 km2. Berapakah kepadatan penduduk
aritmatik wilayah tersebut?
Jawab:
jiwa/km2
7.584.000 Jiwa /226.782 km2
= 33,44 jiwa /km2
Jadi kepadatan penduduk aritmatik wilayah tersebut
adalah 33,44 jiwa/km2..
2. Kepadatan fisiologis ialah jumlah penduduk tiap
kilometer persegi tanah
pertanian.
Kepadatan penduduk
fisiologis = Jumlah penduduk (jiwa)
Luas lahan pertanian (km²)
Contoh soal:
Diketahui jumlah penduduk suatu wilayah pada tahun
2005 sebesar 7.584.000 jiwa dan luas lahan pertaniannya sebesar 154.820 km2. Berapakah kepadatan fisiologi
wilayah tersebut?
Jawab :
7.584.000/154.820 = 48,99 jiwa/km2
Jadi kepadatan fisiologis wilayah tersebut adalah 49
jiwa/ km2
(dengan pembulatan
ke atas).
3. Kepadatan penduduk agraris adalah jumlah penduduk
petani tiap km2
tanah pertanian.
Kepadatan penduduk
agraris = Jumlah penduduk petani (jiwa)
Luas lahan pertanian (km²)
Contoh soal:
Suatu wilayah pada tahun 2005 jumlah penduduknya
sebesar 7.584.000 jiwa, dari jumlah penduduk tersebut 2.050.000 jiwa adalah penduduk
yang bekerja sebagai petani. Sedangkan luas wilayah pertaniannya adalah 154.820
km2. Berapakah kepadatan agraris wilayah
tersebut ?
Jawab:
2.050.000/154.820= 13 jiwa/km2
Jadi kepadatan agraris wilayah tersebut ialah 13
jiwa/km2
A. TENAGA KERJA
Tenaga kerja (man power) ialah besarnya bagian dari penduduk yang
dapat diikutsertakan dalam proses ekonomi. Angkatan kerja ialah penduduk
yang berumur 15 tahun ke atas yang secara aktif melakukan kegiatan
ekonomis. Angkatan kerja terdiri atas:
1. penduduk yang bekerja;
2. penduduk yang mempunyai pekerjaan tetapi sementara tidak bekerja;
3. penduduk yang tidak mempunyai pekerjaan sama sekali tetapi mencari
pekerjaan secara aktif.
Sedangkan yang bukan angkatan kerja yaitu:
1. penduduk yang berusia 10 tahun atau lebih tidak bekerja atau tidak
mencari pekerjaan karena sekolah;
2. penduduk yang mengurus rumah tangga;
3. pensiunan;
4. penduduk yang secara fisik atau mental tidak memungkinkan untuk
bekerja.
1. Menghitung Angkatan Kerja
Angkatan kerja suatu wilayah dapat diketahui dengan mengetahui
terlebih dahulu Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja (TPAK). Tingkat
Partisipasi Angkatan Kerja adalah persentase angkatan kerja terhadap
penduduk usia kerja dewasa. Rumus TPAK adalah sebagai berikut.
TPAK = JUMLAH ANGKATAN KERJA X 100%
JUMLAH PENDUDUK USIA KERJA
2. pengangguran
a. Pengangguran terbuka ialah orang yang tidak bekerja sama sekali
atau sedang mencari pekerjaan.
b. Setengah pengangguran ialah orang yang bekerja hanya beberapa
jam tiap harinya atau kurang dari 25 jam per minggu.
F. MASALAH KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
1. Jumlah dan Laju Pertumbuhan Penduduk
Program kebijakan kependudukan yang telah diterapkan oleh pemerintah Indonesia adalah Program Keluarga Berencana. Program ini telah menampakkan hasil yang sangat besar, hal ini ditunjukkan dengan menurunnya laju pertumbuhan mencapai 63,67 % dari periode 1971-1980.
2. Persebaran Penduduk yang Tidak Merata Persebaran penduduk Indonesia yang tidak merata menyebabkan kepadatan penduduk Indonesia tidak seimbang. Tabel 2.3 menunjukkan ketidakseimbangan kepadatan antara pulau Jawa dengan pulau-pulau luar Jawa. Hasil sensus tahun 2000 menunjukkan bahwa persentase penduduk yang tinggal di Pulau Jawa lebih tinggi mencapai kurang lebih 60% dan kepadatan penduduk mencapai 951 jiwa/km2. Berbeda sekali dengan pulau-pulau luar Jawa yakni Kepulauan Maluku, Papua dan Kalimantan yang masing-masing luasnya hampir 4 kali Pulau Jawa namun hanya dihuni penduduk kurang lebih 2% dari total penduduk Indoensia atau dengan kepadatan 9 jiwa/km2.
3. Mobilitas Penduduk
Mobilitas penduduk disebut juga dengan gerakan penduduk yaitu suatu gerakan perpindahan penduduk dari tempat satu ke tempat yang lain. Mobilitas penduduk dapat dibedakan menjadi 3 yaitu sebagai berikut.
a. Migrasi adalah perpindahan penduduk dari tempat satu ke tampat yang lain dengan tujuan menetap yang dilakukan oleh perseorangan, keluarga atau kelompok. Jenis-jenis migrasi antara lain sebagai
berikut.
1) Imigrasi adalah masuknya penduduk negara lain ke suatu
negara.
2) Emigrasi adalah keluarnya penduduk suatu negara ke negara lain.
3) Remigrasi adalah kembalinya para emigran ke negara asalnya. Perpindahan penduduk ke tempat lain selain dilakukan lintas negara (internasional) namun juga terjadi di dalam negeri (nasional) disebut dengan migrasi dalam negeri. Migrasi dalam negeri adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam suatu negara. Macam-macam migrasi dalam negeri yaitu sebagai
berikut.
1) Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dari suatu wilayah ke wilayah lain dalam satu wilayah negara.
2) Urbanisasi adalah perpindahan penduduk dari desa ke kota.Suatu tinjauan menyangkut sensus penduduk tahun 1980 dan1990 serta hasil antarsensus tahun 1995 menunjukkan bahwapenduduk Indoensia senang berpindah (fairly mobile). Data menunjukkan bahwa di Indonesia terdapat suatu arus migrasi dari Pulau Jawa ke pulau luar Jawa. Selain itu, statistik kebupaten di Jawa meunujukkan bahwa hanya ada sedikit daerah yang mengalami arus migrasi. Wilayah yang mengalami migrasi masuk,ini adalah kabupaten-kota di JABOTABEK, Bandung, Pekalongan, Tegal, dan Sidoarjo yang merupakan hasil limpahan dari Surabaya. Semua daerah lainnya di pulau Jawa tumbuh pada suatu tingkat di bawah laju petumbuhan penduduk alami. Ini menyiratkan bahwa pusat-pusat kota seperti Jakarta dan Surabaya serta Bandung telah menjadi pemusatan migrasi penduduk.
b. Mobilitas sirkuler adalah gerakan penduduk sementara, contoh para buruh tani disaat sedang tidak musim tanam maka mereka pergi ke kota untuk mencari tambahan nafkah, namun apabila datang musim tanam maka mereka
kembali ke desa untuk bertani kembali.
c. Mobilitas ulang alik adalah gerakan penduduk dalam waktu 24 jam sehingga pada hari yang sama dapat pulang ketempat tinggalnya
.4. Rendahnya Kualitas Penduduk
Tinggi rendahnya kualitas penduduk dapat dilihat dari tingkat kesehatan, pendidikan, dan pendapatan.
a. Kualitas Kesehatan
Penentuan kualitas kesehatan penduduk dalam suatu negara ditunjukkan oleh variabel angka kematian kasar, angka kematian bayi, dan angka harapan hidup. Tingkat kesehatan penduduk suatu negara dikatakan baik apabila angka kematian kasar dan angka kematian bayi rendah serta angka harapan hidupnya tinggi. Sedangkan tingkat kesehatan panduduk suatu negara dikatakan rendah apabila angka kematian kasar dan kematian bayi tinggi dan angka harapan hidupnya rendah. Indonesia pada hasil sensus tahun 2000 mempunyai angka kematian kasar sebesar 8,14/1000 penduduk, serta angka kematian
bayi sebesar 57,3 kematian/1000 kelahiran hidup dan angka harapan hidup mencapai 66,2 tahun. Angka kematian bayi merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menangani kesehatan ibu dan anak. Sedangkan angka harapan hidup merupakan rata-rata umur penduduk suatu negara juga merupakan parameter keberhasilan suatu wilayah dalam menerapkan kebijaksanaannya di bidang kesehatan. Baikangka kelahiran maupun angka harapan hidup sangat dipengaruhi oleh fasilitas kesehatan dan fasilitas sosial lainnya. Suatu wilayah jika fasilitas kesehatannya rendah maka dapat menurunkan harapan hidup penduduknya.
b. Kualitas Pendidikan
Kualitas pendidikan penduduk Indonesia dapat diukur dari angka partisipasi sekolah penduduk dan angka putus sekolah. Angka partisipasi sekolah adalah proporsi dari keseluruhan penduduk dari berbagai kelompok usia tertentu (7-12,13-15,16-18, dan 19-24) yang masih duduk di bangku sekolah.
c. Kualitas Pendapatan
Suatu negara diukur taraf hidupnya melalui pendapatan ratarata perkapita negara tersebut. Pendapatan perkapita dipengaruhi oleh besar kecilnya pendapatan ekonomi nasional dalam satu tahun (Gross National Product) serta jumlah penduduk. GNP adalah suatu karena diukur dari keseluruhan barang dan jasa yang dihasilkan
oleh negara dalam tahun tertentu.
Pendapatan per kapita = GNP/ JUMLAH PENDUDUK
Penurunan pendapatan Indonesia mengakibatkan Indonesia kembali menjadi kelompok negara miskin dengan GNP perkapita hanya sedikit lebih banyak dari Zimbabwe, salah satu negara miskin di Afrika dan dengan beban utang lebih dari Rp1.400 trilyun terdiri Rp742 trilyun utang luar negeri dan sisanya adalah utang dalam negeri
kesimpulan :
1. Antroposfer adalah lapisan yang berkaitan dengan segala perkembangan dan aktivitas manusia di permukaan bumi.
2. Menghitung jumlah penduduk dengan dilakukan sensus, registrasi, dan survei.
3. Komposisi penduduk adalah pengelompokan penduduk berdasarkan kriteria-kriteria tertentu sesuai dengan tujuan pengelompokan.
4. Pertumbuhan penduduk dapat dihitung dengan mengetahui pertumbuhan penduduk alami dan total di mana komponenkomponennya adalah angka kelahiran, kematian, dan migrasi.
5. Untuk mengetahui persebaran penduduk, maka harus mengetahui terlebih dahulu kepadatan penduduk yang dipengaruhi oleh faktor psikologis, biologi, kebudayaan, dan teknologi.
6. Permasalahan penduduk di Indonesia antara lain rendahnya kualitas kesehatan, rendahnya kualitas pendidikan, dan rendahnya pendapatan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar