Salam motivasi!
Saya bahagia sekali bisa hadir
ditengah-tengah saudara pada kesempatan ini.
ini adalah pertama kalinya saya
membawakan materi tentang leadership.
Saya harap disini kita bisa
belajar bersama untuk
menggali semangat dan potensi
yang ada dalam diri kita. Bukankah kita adalah manusia yang diciptakan oleh
Allah dengan beragam potensi dan
keunikan? Sebagaimana Allah
berfirman: Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk
sebaik-baiknya? Apakah anda sepakat
kalau kita adalah manusia yang
berpotensi dan unik?
setuju ? jawabannya ada pada diri
kalia masing- masing.
”Kalau
anda semua sudah sadar kalau anda adalah manusia yang
berpotensi dan unik, saya fikir
anda tidak perlu mengikuti acara ini.
Bukankah begitu?”
Oke
baiklah, sekarang kita akan berbicara
tentang leadership atau
kepemimpinan. Anda bisa melihat
di layar. Disana ada sebuah pertanyaan
sederhana. Saya ingin andalah
yang menjawab pertanyaan tersebut.
Pertanyaannya adalah: Apakah
hubungan antara manusia dan
kepemimpinan? What is correlation
between human and leadership?”
”Saya
memiliki cerita yang bisa sedikit menggambarkan hubungan
antara manusia dan kepemimpinan.
Frederick Agung, seorang Raja Prusia
yang sangat terkenal, suatu
ketika sedang berjalan-jalan dipinggiran kota
Berlin. Ketika itu dia bertemu
dengan seorang laki-laki tua yang sedang
berjalan kearah berlawanan. Raja
tersebut bertanya: ’Hei, siapa kau?’. ’Saya
Raja’ jawab laki-laki tua.
Spontan Sang Raja menukas, ’Raja?! Atas
kerajaan mana kau memerintah?’.
Laki-laki tua menjawab dengan santai:
’Atas diri saya sendiri’. Dari
cerita tersebut, bisa ditarik sebuah pernyataan,
”Setiap manusia adalah pemimpin”.
Itulah jawaban dari pertanyaan Mas
Ibnu. Sebagaimana Rosulullah SAW
bersabda: Setiap diri kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.
pemimpin
tidaklah
selalu diartikan sebagai Bos,
Manajer atau Ketua dalam organisasi,
sementara orang biasa saja merasa
dirinya bukanlah seorang pemimpin.
Seorang pemimpin diri sendiri (personal
leader) harus mampu membawa
dirinya dalam setiap aktivitas
yang dikerjakannya, dan dalam berbagai
interaksi yang terjalin dengan siapapun.
beberapa
karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, ia menyebutnya
Commitment,
Consequent dan
Consistent. saya membedakan ketiga istilah
yang selama ini banyak disamakan oleh kebanyakan
orang.
Commitment
adalah ketegasan terhadap dirinya sendiri
dalam memainkan peran.
Sebagaimana halnya seorang pemain teater, ia
harus tegas dengan perannya.
Ketika perannya sebagai seorang raja, berarti
ia tidak bisa menjadi seorang
budak. Sepanjang sejarah, setiap orang besar
selalu tegas dalam perannya,
diwilayah mana dia bisa hidup dan berkarya.
Jajaluddin Rumi tidak bisa
membuat bola lampu pijar sebagaimana Thomas
Alfaedison, begitu pula
sebaliknya. Thomas Alfaedison tidak bisa meramu
kata-kata menjadi puisi indah
sebagaimana Rumi dalam Masnawi dan Kasidah Cinta. Mereka komitmen
dengan perannya masing-masing. Ketika
seseorang telah memiliki fokus
yang tegas, disanalah ia akan hidup dan
berkarya.
Karakter orang yang memiliki
komitmen antara lain: Pertama,
Under Pressure Working. Ialah
orang tersebut siap bekerja dibawah
tekanan, ia selalu mengerjakan
segala sesuatu dengan rasa senang dan
senyum meskipun harus mengerjakan
pekerjaan-pekerjaan berat yang
berada dibawah tekanan. Ia tidak
menganggapnya sebagai sebuah beban
yang menyebabkan ia lari dari
tanggung jawab.
Kedua, Service
minded. Berfikir seperti halnya seorang pelayan.
Artinya ingin memberikan yang
terbaik untuk orang lain, tidak tergesa-gesa
dalam mengerjakan sesuatu, tapi
memiliki tahapan-tahapan yang perlahan
tapi pasti. ”Dont be a sprinter,
be a marathon runner!”
Ketiga, Quality of
life. Ialah mereka yang senantiasa memandang
hidupnya berharga dan bermakna.
Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu
untuk pekerjaan yang tidak
bermanfaat. Sebagaimana firman Allah dalam
surat Al Ashr ayat 1-3: ”Demi
waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar
berada dalam
kerugian. Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh
dan saling
berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam
kesabaran”.
Keempat, Enthusiasm.
Ialah mereka yang memiliki semangat untuk
menggapai kesuksesan. Semangat
ini bisa diartikan menjadi dua segi:
semangat dibidang dunia dan
semangat dibidang akhirat. Keduanya harus
seimbang untuk mencapai
kebahagiaan. Contoh dalam semangat duniawi
adalah Frank Bettger, seorang Wiraniaga
yang pernah menjadi orang yang
memiliki penghasilan tertinggi di
Amerika sementara dirinya berlatar
belakang keluarga miskin dan tidak
lulus sekolah. Dengan semangatnya
bekerja ia bisa memperoleh banyak
uang, mencapai kesuksesan dunia. Lain
halnya dengan Salman Al Farisi.
Sebelum masuk Islam, ia adalah seorang
Majusi yang bertugas menjaga api.
Namun ketika hidayah datang padanya,
ia berupaya keras mencari
Rosulullah. Dalam perjalannya mencari Rosul, ia
mengalami banyak cobaan, hingga
pernah menjadi seorang budak, tapi
dengan semangat dan
kesungguhannya, ia berhasil sukses menemukan
Rosul.
selain
itu juga ada consequent . Consequent adalah
sikap yang berani dalam mengambil resiko.
Ada beberapa karakter seorang
yang konsekuen, antara lain:
Pertama, Dare to be
different. Ia berani untuk tampil berbeda, tidak seperti
orang pada umumnya. Ia menjadi
orang unik yang berfikir tidak seperti
biasa (extra ordinary thinking).
Kedua, Self
Confidence. Ialah mereka yang memiliki rasa percaya
diri. Menurut penelitian, 80
persen perasaan manusia lebih cenderung
kepada rasa takut (fear)
dan hanya 20 persen yang menunjukkan sikap
positif (positive thinking).
Sudah saatnya kita menghancurkan kesimpulan
penelitian tersebut dengan
menjadikan diri kita manusia yang memiliki rasa
percaya diri tinggi. John
Foreira, seorang konsultan Deloitte dan Touche
Consulting mengatakan:
”seorang yang memiliki rasa percaya diri,
disamping mampu untuk
mengendalikan diri dan menjaga keyakinan
dirinya, ia juga akan mampu
membuat perubahan di lingkungannya. Allah
berfirman: ”Dan milik-Nya lah apa
yang ada di langit dan di bumi, dan
kepada-Nya lah ibadah
selama-lamanya, maka kenapa kamu takutkan yang
selain Allah?” (QS An Nahl: 52)
Ketiga,
Becoming a learner. Ialah menjadi seorang pembelajar. Ia
akan selalu dinamis dalam
hidupnya, sehingga membuatnya selalu
mengalami perkembangan. Rosul
bersabda: ”Tuntutlah ilmu walau ke
negeri Cina”. Hampir semua
orang besar di dunia ini memiliki semangat
belajar yang sangat tinggi.
Archimedes berteriak ”eureka!” ketika
mendapatkan petunjuk dalam
penelitiannya yang sebelumnya sangat
membingungkannya. Mereka memiliki
curiousity atau rasa penasaran
sehingga mampu menstimulan diri
untuk terus belajar, mencari, memahami,
dan menemukan.
Yang terakhir adalah consistent. Consistent
maksudnya adalah sikap
teguh pendirian (istiqamah).
Dimanapun ia bergerak dan melangkah, ia
selalu memegang prinsip hidup dan
cita-cita yang telah dirancangnya. Allah
berfirman: ”Sesungguhnya
orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami
ialah Allah
kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat akan
turun kepada mereka (dengan mengatakan) janganlah kamu
merasa sedih,
dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) syurga
yang telah
dijanjikan Allah kepadamu”. Ke-istiqamah-an ini adalah
manifestasi dari keimanan kepada
Tuhan.
Ada
2 faktor yang bisa mengontrol seseorang agar selalu istiqamah
dalam hidupnya. Petama, Faktor
internal. Faktor internal mencakup ilmu
dan iman. Ilmu akan selalu
menjadi pengawas diri kita untuk selalu
konsisten dengan apa yang kita
kerjakan. Sedangkan keimanan akan selalu
membentengi diri kita agar tidak
terperosok dalam lembah kegelapan.
Kedua, Faktor eksternal. Salah
satu faktor eksternal terpenting
adalah komunitas atau jamaah. Komunitas yang
tepat inilah yang akan
selalu mengingatkan diri kita
untuk selalu teguh pendirian dalam jalan
kebenaran dan kebaikan. Sekaligus
mengingatkan kita akan cita-cita kita
untuk menggapai kesuksesan.
”Itulah beberapa karakter yang
dimiliki oleh seorang pemimpin.
Akhirnya, marilah kita tutup
materi ini dengan sebuah ayat: Dan kami
jadikan diantara
mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah
kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini
ayat-ayat kami” (QS As Sajdah:
24)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar