Rabu, 14 Oktober 2015

Contoh jika Anda menjadi Pemateri tentang "LEADERSHIP"


Salam motivasi!
Saya bahagia sekali bisa hadir ditengah-tengah saudara pada kesempatan ini.
ini adalah pertama kalinya saya membawakan materi tentang leadership.
Saya harap disini kita bisa belajar bersama untuk
menggali semangat dan potensi yang ada dalam diri kita. Bukankah kita adalah manusia yang diciptakan oleh Allah dengan beragam potensi dan
keunikan? Sebagaimana Allah berfirman: Sesungguhnya kami telah
menciptakan manusia dalam bentuk sebaik-baiknya? Apakah anda sepakat
kalau kita adalah manusia yang berpotensi dan unik?
setuju ? jawabannya ada pada diri kalia masing- masing.
            ”Kalau anda semua sudah sadar kalau anda adalah manusia yang
berpotensi dan unik, saya fikir anda tidak perlu mengikuti acara ini.
Bukankah begitu?”
            Oke baiklah, sekarang  kita akan berbicara tentang leadership atau
kepemimpinan. Anda bisa melihat di layar. Disana ada sebuah pertanyaan
sederhana. Saya ingin andalah yang menjawab pertanyaan tersebut.
Pertanyaannya adalah: Apakah hubungan antara manusia dan
kepemimpinan? What is correlation between human and leadership?”
                ”Saya memiliki cerita yang bisa sedikit menggambarkan hubungan
antara manusia dan kepemimpinan. Frederick Agung, seorang Raja Prusia
yang sangat terkenal, suatu ketika sedang berjalan-jalan dipinggiran kota
Berlin. Ketika itu dia bertemu dengan seorang laki-laki tua yang sedang
berjalan kearah berlawanan. Raja tersebut bertanya: ’Hei, siapa kau?’. ’Saya
Raja’ jawab laki-laki tua. Spontan Sang Raja menukas, ’Raja?! Atas
kerajaan mana kau memerintah?’. Laki-laki tua menjawab dengan santai:
’Atas diri saya sendiri’. Dari cerita tersebut, bisa ditarik sebuah pernyataan,
”Setiap manusia adalah pemimpin”. Itulah jawaban dari pertanyaan Mas
Ibnu. Sebagaimana Rosulullah SAW bersabda: Setiap diri kalian adalah
pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas
kepemimpinannya.
            pemimpin tidaklah
selalu diartikan sebagai Bos, Manajer atau Ketua dalam organisasi,
sementara orang biasa saja merasa dirinya bukanlah seorang pemimpin.
Seorang pemimpin diri sendiri (personal leader) harus mampu membawa
dirinya dalam setiap aktivitas yang dikerjakannya, dan dalam berbagai
interaksi yang terjalin dengan siapapun.
beberapa karakter yang perlu dimiliki oleh seorang pemimpin, ia menyebutnya
Commitment, Consequent dan Consistent. saya membedakan ketiga istilah
yang selama ini banyak disamakan oleh kebanyakan orang.
            Commitment adalah ketegasan terhadap dirinya sendiri
dalam memainkan peran. Sebagaimana halnya seorang pemain teater, ia
harus tegas dengan perannya. Ketika perannya sebagai seorang raja, berarti
ia tidak bisa menjadi seorang budak. Sepanjang sejarah, setiap orang besar
selalu tegas dalam perannya, diwilayah mana dia bisa hidup dan berkarya.
Jajaluddin Rumi tidak bisa membuat bola lampu pijar sebagaimana Thomas
Alfaedison, begitu pula sebaliknya. Thomas Alfaedison tidak bisa meramu
kata-kata menjadi puisi indah sebagaimana Rumi dalam Masnawi dan Kasidah Cinta. Mereka komitmen dengan perannya masing-masing. Ketika
seseorang telah memiliki fokus yang tegas, disanalah ia akan hidup dan
berkarya.
Karakter orang yang memiliki komitmen antara lain: Pertama,
Under Pressure Working. Ialah orang tersebut siap bekerja dibawah
tekanan, ia selalu mengerjakan segala sesuatu dengan rasa senang dan
senyum meskipun harus mengerjakan pekerjaan-pekerjaan berat yang
berada dibawah tekanan. Ia tidak menganggapnya sebagai sebuah beban
yang menyebabkan ia lari dari tanggung jawab.
Kedua, Service minded. Berfikir seperti halnya seorang pelayan.
Artinya ingin memberikan yang terbaik untuk orang lain, tidak tergesa-gesa
dalam mengerjakan sesuatu, tapi memiliki tahapan-tahapan yang perlahan
tapi pasti. ”Don􀂶t be a sprinter, be a marathon runner!”
Ketiga, Quality of life. Ialah mereka yang senantiasa memandang
hidupnya berharga dan bermakna. Ia tidak akan menyia-nyiakan waktu
untuk pekerjaan yang tidak bermanfaat. Sebagaimana firman Allah dalam
surat Al Ashr ayat 1-3: ”Demi waktu. Sesungguhnya manusia benar-benar
berada dalam kerugian. Kecuali orang-orang beriman dan beramal shaleh
dan saling berwasiat dalam kebenaran dan saling berwasiat dalam
kesabaran”.
Keempat, Enthusiasm. Ialah mereka yang memiliki semangat untuk
menggapai kesuksesan. Semangat ini bisa diartikan menjadi dua segi:
semangat dibidang dunia dan semangat dibidang akhirat. Keduanya harus
seimbang untuk mencapai kebahagiaan. Contoh dalam semangat duniawi
adalah Frank Bettger, seorang Wiraniaga yang pernah menjadi orang yang
memiliki penghasilan tertinggi di Amerika sementara dirinya berlatar
belakang keluarga miskin dan tidak lulus sekolah. Dengan semangatnya
bekerja ia bisa memperoleh banyak uang, mencapai kesuksesan dunia. Lain
halnya dengan Salman Al Farisi. Sebelum masuk Islam, ia adalah seorang
Majusi yang bertugas menjaga api. Namun ketika hidayah datang padanya,
ia berupaya keras mencari Rosulullah. Dalam perjalannya mencari Rosul, ia
mengalami banyak cobaan, hingga pernah menjadi seorang budak, tapi
dengan semangat dan kesungguhannya, ia berhasil sukses menemukan
Rosul.
            selain itu juga ada consequent . Consequent adalah
sikap yang berani dalam mengambil resiko.
Ada beberapa karakter seorang yang konsekuen, antara lain:
Pertama, Dare to be different. Ia berani untuk tampil berbeda, tidak seperti
orang pada umumnya. Ia menjadi orang unik yang berfikir tidak seperti
biasa (extra ordinary thinking).
Kedua, Self Confidence. Ialah mereka yang memiliki rasa percaya
diri. Menurut penelitian, 80 persen perasaan manusia lebih cenderung
kepada rasa takut (fear) dan hanya 20 persen yang menunjukkan sikap
positif (positive thinking). Sudah saatnya kita menghancurkan kesimpulan
penelitian tersebut dengan menjadikan diri kita manusia yang memiliki rasa
percaya diri tinggi. John Foreira, seorang konsultan Deloitte dan Touche
Consulting mengatakan: ”seorang yang memiliki rasa percaya diri,
disamping mampu untuk mengendalikan diri dan menjaga keyakinan
dirinya, ia juga akan mampu membuat perubahan di lingkungannya. Allah
berfirman: ”Dan milik-Nya lah apa yang ada di langit dan di bumi, dan
kepada-Nya lah ibadah selama-lamanya, maka kenapa kamu takutkan yang
selain Allah?” (QS An Nahl: 52)
            Ketiga, Becoming a learner. Ialah menjadi seorang pembelajar. Ia
akan selalu dinamis dalam hidupnya, sehingga membuatnya selalu
mengalami perkembangan. Rosul bersabda: ”Tuntutlah ilmu walau ke
negeri Cina”. Hampir semua orang besar di dunia ini memiliki semangat
belajar yang sangat tinggi. Archimedes berteriak ”eureka!” ketika
mendapatkan petunjuk dalam penelitiannya yang sebelumnya sangat
membingungkannya. Mereka memiliki curiousity atau rasa penasaran
sehingga mampu menstimulan diri untuk terus belajar, mencari, memahami,
dan menemukan.
Yang terakhir adalah consistent. Consistent maksudnya adalah sikap
teguh pendirian (istiqamah). Dimanapun ia bergerak dan melangkah, ia
selalu memegang prinsip hidup dan cita-cita yang telah dirancangnya. Allah
berfirman: ”Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami
ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka
malaikat akan turun kepada mereka (dengan mengatakan) janganlah kamu
merasa sedih, dan gembirakanlah mereka dengan (memperoleh) syurga
yang telah dijanjikan Allah kepadamu”. Ke-istiqamah-an ini adalah
manifestasi dari keimanan kepada Tuhan.
            Ada 2 faktor yang bisa mengontrol seseorang agar selalu istiqamah
dalam hidupnya. Petama, Faktor internal. Faktor internal mencakup ilmu
dan iman. Ilmu akan selalu menjadi pengawas diri kita untuk selalu
konsisten dengan apa yang kita kerjakan. Sedangkan keimanan akan selalu
membentengi diri kita agar tidak terperosok dalam lembah kegelapan.
Kedua, Faktor eksternal. Salah satu faktor eksternal terpenting
adalah komunitas atau jama􀂶ah. Komunitas yang tepat inilah yang akan
selalu mengingatkan diri kita untuk selalu teguh pendirian dalam jalan
kebenaran dan kebaikan. Sekaligus mengingatkan kita akan cita-cita kita
untuk menggapai kesuksesan.
”Itulah beberapa karakter yang dimiliki oleh seorang pemimpin.
Akhirnya, marilah kita tutup materi ini dengan sebuah ayat: Dan kami
jadikan diantara mereka itu pemimpin-pemimpin yang memberi petunjuk
dengan perintah kami ketika mereka sabar. Dan adalah mereka meyakini
ayat-ayat kami” (QS As Sajdah: 24)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar